Dalam Pemilu suara bisa dibeli, hukum dapat di belokkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab"

Denpasar (ANTARA News) - Pengamat politik Universitas Pendidikan Nasional Denpasar Dr Nyoman Subanda melihat perilaku politikus di Indonesia mengarah pada upaya membangun dinasti kapitalis.

"Dengan uang seseorang bisa menjadi kader dari parpol tanpa perlu mengikuti proses kaderisasi. Sehingga yang berhasil dan nyaman dengan posisinya turut mengajak saudaranya dengan jalan serupa. Ini yang dinamakan dinasti kapitalis dalam berpolitik," katanya di Denpasar, Rabu.

Dia mengakui hal itu dianggap wajar karena memang tidak melanggar konstitusi yang berlaku. "Namun akan menjadi persoalan ketika terjadi praktik suap untuk melanggengkan kekuasaan dinastinya," ujar Subanda.

Ia mencontohkan kasus suap oleh Tubagus Chaeri Wardana dalam Pilkada Kabupaten Lebak, Banten. Adik kandung Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah sekaligus suami Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diani ini ditangkap saat hendak menyuap Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar.

Subanda mengamati uang sangat berpengaruh dalam sistem politik yang mulai bergeser itu, "Dalam Pemilu suara bisa dibeli, hukum dapat di belokkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dan kasus korupsi sering menimpa pejabat publik di negeri ini," ujarnya.

Dalam kaitan ini dia mendesak pengurus parpol lebih giat lagi menggelar pendidikan politik untuk mempersiapkan kader berkualitas.

Pewarta: Wira Suryantala
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013