Penilaian AJI Surabaya ini berpangkal pada tudingan Rismaharini yang dianggap telah mempermalukan wartawan Jawa Pos, Ilham Wancoko.
Rismaharini dianggap mempermalukan Wancoko di hadapan pejabat pemerintahan kota Surabaya, anggota DPRD setempat, dan wartawan menjelang pelaksanaan rapat paripurna di gedung DPRD Surabaya, Rabu, terkait pemberitaan mobil dinas.
"Kenapa kamu menulis berita itu, apa gak ada berita lain," kata Rismaharini sambil tangannya menuding kepada Wancoko, di ruang rapat paripurna DPRD Surabaya, beberapa waktu lalu.
Lebih jauh, Rismaharini juga mengancam melaporkan Wancoko terkait penulisan berita mobil dinasnya ke pemilik Jawa Pos Group, Dahlan Iskan. "Awas nanti saya laporkan ke Pak Dahlan Iskan," katanya.
Terkait itu, AJI Surabaya menyatakan, reaksi emosional Risma kontra produktif dengan kebebasan pers yang salah satu fungsinya adalah melakukan kontrol sosial.
Ketua AJI Kota Surabaya, Rudi Hartono, di Surabaya, Rabu, menyatakan, "Dalam kaitan berita yang tidak berkenan, hendaknya wali kota menggunakan hak jawabnya untuk dimuat dalam media massa yang dianggap beritanya salah."
Soal tidak mau diwawancarai wartawan, lanjut dia, itu memang hak dari narasumber, namun akan merugikan narasumber jika ada berita yang harusnya ada klariifikasi namun tidak memanfatkan klarifikasi itu.
"Boleh saja narasumber meminta tahu apakah wartawan yang sedang meliput itu punya sertifikasi atau tidak karena dewan pers sudah menerbitkan sertifikasi bagi jurnalis di seluruh Indonesia," katanya.
Rismaharini, sebelumnya mengatakan, selama ini dia sudah berbaik hati dengan memberi informasi kepada Wancoko terkait kebijakannya sebagai wali kota.
Kenyataan kemudian berkata lain. Wancoko terperanjat saat Rismaharini malah menghardik dia senyampang masuk ke ruang rapat paripurna DPRD Surabaya; perempuan wali kota itu langsung memarahi dia.
"Bu wali, itu berita komentarnya pak Baktiono (Ketua Komisi D DPRD Surabaya)," katanya.
Bahkan Ilham kecewa usai kejadian tersebut karena wali kota tidak mau lagi diwawancarai lagi. "Saya tidak mau jawab pertanyaanmu," kata Rismaharini, saat diwawancarai Wancoko kemudian.
Ilham menjelaskan, berita yang dipersoalkan itu soal mobil dinas pemerintahan kota Surabaya yang dikandangkan, yang terbit pada Selasa (15/10). "Sementara mobil milik anggota DPRD Surabaya tidak dikandangkan. Jadi mobil anggota dewan bisa digunakan untuk kepentingan pribadi," katanya.
Soal tidak mau diwawancarai wartawan, lanjut dia, itu memang hak dari narasumber, namun akan merugikan narasumber jika ada berita yang harusnya ada klariifikasi namun tidak memanfatkan klarifikasi itu.
"Boleh saja narasumber meminta tahu apakah wartawan yang sedang meliput itu punya sertifikasi atau tidak karena dewan pers sudah menerbitkan sertifikasi bagi jurnalis di seluruh Indonesia," katanya.
Rismaharini, sebelumnya mengatakan, selama ini dia sudah berbaik hati dengan memberi informasi kepada Wancoko terkait kebijakannya sebagai wali kota.
Kenyataan kemudian berkata lain. Wancoko terperanjat saat Rismaharini malah menghardik dia senyampang masuk ke ruang rapat paripurna DPRD Surabaya; perempuan wali kota itu langsung memarahi dia.
"Bu wali, itu berita komentarnya pak Baktiono (Ketua Komisi D DPRD Surabaya)," katanya.
Bahkan Ilham kecewa usai kejadian tersebut karena wali kota tidak mau lagi diwawancarai lagi. "Saya tidak mau jawab pertanyaanmu," kata Rismaharini, saat diwawancarai Wancoko kemudian.
Ilham menjelaskan, berita yang dipersoalkan itu soal mobil dinas pemerintahan kota Surabaya yang dikandangkan, yang terbit pada Selasa (15/10). "Sementara mobil milik anggota DPRD Surabaya tidak dikandangkan. Jadi mobil anggota dewan bisa digunakan untuk kepentingan pribadi," katanya.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013