Jakarta (ANTARA News) - Generasi muda Indonesia di mata pejuang kemerdekaan 1945, Des Alwi(78), saat ini sudah melupakan dan tidak mau belajar dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
"Generasi muda sekarang tak mau belajar dari sejarah," kata pemegang penghargaan Bintang Maha Putera Pratama 2000 itu, di Jakarta, akhir pekan ini.
Menurut Des, peristiwa-peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini, seperti demonstrasi yang berakhir bentrok, konflik antar etnis dan agama, serta pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang berujung kisruh merupakan contoh generasi muda tidak mau belajar dari sejarah bangsa Indonesia.
"Sebenarnya siapa sih yang mereka lawan, itu saudara sendiri, bangsa Indonesia sendiri, bukannya musuh," tegas Des.
Des Alwi, yang lahir pada 17 Nopember 1927, mengatakan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, para pejuang melawan musuh, yakni Belanda, Jepang dan pasukan sekutu, bukan bangsa sendiri.
Para pejuang kemerdekaan mengorbankan harta dan nyawanya dalam berjuang sesuai dengan semboyan "Merdeka atau Mati", kata pria kelahiran Banda Naira, Kepulauan Maluku, itu.
Tetapi yang terjadi saat ini, katanya, generasi muda sudah tidak dapat membedakan mana lawan mana kawan.
Dia mencontohkan kekisruhan pelaksanaan Pilkada di beberapa daerah. Para politisi yang kalah kemudian menyerang lawan politiknya dengan membakar fasilitas pemerintahan.
"Mereka (generasi muda-red) sudah melukai arti dari perjuangan dan hati para pejuang kemerdekaan," kata Ketua Umum Yayasan 10 Nopember 1945 itu.
Untuk itu, kata Des, agar hal itu tidak terjadi lagi, kewajiban pemerintah memberikan penanaman sejarah pada generasi muda sedini mungkin.
"Tentunya sejarah yang sebenar-benarnya, bukan sejarah yang dipelintir," katanya.
Bentuk penanaman sejarahnya, lanjut Des, salah satunya bisa dengan mempertunjukkan film-film dokumenter tentang perjuangan Indonesia merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
"Kita punya film-film dokumenter kemerdekaan dari tahun 1930 hingga merdeka. Itu yang harus diperlihatkan kepada para generasi muda. Setidaknya rasa nasionalisme bangsa kembali terpompa ke jantung pada generasi muda," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2006