Perundingan itu melibatkan seorang pejabat tinggi dari divisi Asia di Kementerian Luar Negeri dan diperkirakan diselenggarakan awal Oktober lalu, kata kantor berita Jepang Jiji Press dari Beijing, dengan mengutip pernyataan sumber-sumber pemerintah.
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Jepang menolak memberi komentar mengenai isi dari laporan itu, dengan mengatakan, "Jepang dan China telah melakukan berbagai pertukaran kunjungan pada berbagai tingkat."
Dalam lawatan itu, pejabat China itu berusaha membuat kemajuan bagi KTT antara kedua pihak, kata kantor berita Jepang Kyodo, yang mengutip sumber-sumber yang punya hubungan dekat dengan Jepang-China.
Tetapi perundingan-perundingan itu gagal mencapai kemajuan, tambah sumber-sumber itu, dengan mengatakan tidak jelas apakah para pejabat itu akan bertemu kembali.
"Pada saat ini situasi tidak memungkinkan Jepang dan China melakukan pendekatan bagi satu pertemuan puncak. Kedua negara memiliki satu perbedaan luas dalam persepsi," kata Kyodo mengutip satu sumber yang tidak disebut namanya.
Hubungan Tokyo-Beijing tegang pada September menyangkut kepemilikan kepulauan Senkaku, yang dikuasai Jepang dan juga diklaim China --yang menamakannya Diaoyu.
AFP melaporkan pertikaian menyangkut pulau-pulau di Laut China Timur itu menyebabkan kemungkinan terjadi konfrontasi bersenjata.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berhasil melakukan pertemuan singkat dan bersalaman dengan Presiden China Xi Jinping pekan lalu di sela-sela KTT Asia-Pasifik di Indonesia. Tetapi China menolak satu perundingan resmi antara mereka karena sengketa kepulauan itu.
Abe tidak melakukan perundingan resmi dengan para pemimpin China dan Korea Selatan sejak memangku jabatan Desember lalu. Tokyo juga terlibat sengketa dengan Seoul menyangkut satu gugusan pulau yang dikuasai Korea Selatan.
Warisan dari agresi perang abad ke-20 Jepang juga membuat hubungan Tokyo dengan negara-negara tetangga tegang, demikian laporan AFP.
Penerjemah: Rafaat Nurdin
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013