Jakarta (ANTARA News) - Bertemakan "Dwi Tunggal dengan Komitmen Indonesia Merdeka dan Berdaulat", Museum Joang`45 akan menggelar pameran foto dan barang koleksi pribadi tokoh proklamator Indonesia, Soekarno dan Moh. Hatta. Pameran akan dibuka mulai 15 Agustus hingga 26 Agustus, bertempat di ruang utama Museum Joang`45, Jalan Menteng Raya nomor 31, Jakarta Pusat, mulai pukul 10.00 WIB-16.00 WIB. "Pameran Dwi Tunggal Proklamator ini sebagai sebuah kilas balik dalam mengingat kembali nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa Indonesia," kata Kepala Museum Joang`45, Nanny Ophir Yani, di Jakarta, akhir pekan ini. Dia mengatakan pameran akan menampilkan sekitar 30 foto perjuangan dari kedua "Founding Father", yang satu bingkainya rata-rata berisi dua sampai tiga foto. Dari foto-foto yang disertai dengan pemikiran-pemikiran kedua proklamator itu akan memperlihatkan bagaimana bangsa ini dibangun penuh dengan perjuangan dan pengorbanan, katanya. Penempatan foto dan pemikiran kedua tokoh dalam pameran itu, lanjutnya, akan dibuat menjadi suatu alur cerita yang menuju satu titik pertemuan. Dikatannya hal ini dilakukan agar masyarakat tahu bahwa pemikiran kedua tokoh memang berbeda satu sama lain, namun tetap satu tujuan, yaitu memikirkan tentang negara Indonesia merdeka dan sejahtera. Bukan hanya foto, katanya, barang-barang koleksi pribadi milik Bung Hatta, seperti topi, kacamata, baju, furnitur dan lainnya akan dipamerkan juga dalam acara itu, serta kedua mobil Republik satu dan Republik dua yang sudah menjadi koleksi tetap museum. "Keluarga Bung Hatta sudah mau meminjamkan barang-barang koleksi pribadi miliknya kepada kami," katanya. Dia selanjutnya mengemukakan masih dalam satu rangkaian agenda, acara Napak Tilas Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia akan diadakan pada tanggal 16 Agustus 2006 mulai pukul 15.00 WIB-17.30 WIB. Napak Tilas ini, katanya, diadakan untuk mengenang detik-detik proklamasi sesuai dengan peristiwa Rengasdengklok tanggal 16 Agustus 1945. Peristiwa Rengasdengklok itu adalah momentum penting, di mana proklamasi dapat terlaksana setelah melalui pemikiran dan debat antar golongan muda dan golongan tua, katanya. Debat berkepanjangan itu akhirnya memaksa golongan muda membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok yang akhirnya menghasilkan kesepakatan pelaksanaan proklamasi diadakan pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB. Untuk itu, katanya, peserta Napak Tilas akan berangkat dari Museum Joang`45 menuju Museum Naskah Proklamasi di jalan Imam Bonjol nomor satu, kemudian dilanjutkan ke Kediaman Bung Hatta di jalan Diponegoro nomor 55, dan akhirnya berakhir di Tugu Proklamasi di jalan Proklamasi nomor 56. Penggambaran peristiwa Rengasdengklok itu, kata Nanny, akan terlihat dari penjemputan para pejuang eksponen 1945 oleh para generasi muda di kediaman Bung Hatta, untuk melanjutkan napak tilasnya menuju ke Tugu Proklamasi secara bersama-sama. Dia mengatakan, rangkaian acara itu akan dibuka untuk umum tanpa dipungut biaya apapun. Untuk acara napak tilas, khususnya, dia mengajak semua elemen masyakat bergabung agar dapat merasakan sedikit arti perjuangan para pejuang kemerdekaan. "Kata orang bijak, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai nilai-nilai sejarah dan jasa para pahlawannya, karena itu mari kita sama-sama bergabung dalam acara itu," katanya seraya mengutip kata-kata bijak itu. (*)
Copyright © ANTARA 2006