Gelandang bertahan berusia 29 tahun itu, yang disebut sebagai otak tim oleh pelatih Joachim Loew, mencatatkan debut timnasnya pada 2004 ketika ia menjadi bagian dari sejumlah pemain muda Jerman, bersama dengan Philipp Lahm dan Lukas Podolski.
"Selalu hebat untuk memiliki banyak gol namun 5-3 sedikit aneh (untuk penampilan internasional ke-100)," kata Schweinsteiger, yang belakangan ini kembali bermain setelah mengalami cedera pergelangan kaki pada musim panas, kepada para pewarta.
"Bagi saya hal yang bagus adalah saya dapat bergerak dengan baik. Saya tidak memiliki persiapan pra musim yang baik dan ini tidka mudah namun saya berusaha untuk kembali ke bentuk lama saya. Saya masih perlu mengerjakannya."
Sejak debutnya pada 2004, Schweinsteiger telah mencetak 23 gol untuk Jerman. Pada Selasa, ia menjadi pemain Jerman kesepuluh yang menorehkan setidaknya 100 penampilan internasional, bergabung dengan sosok-sosok seperti Lothar Matthaeus (150 penampilan), Franc Beckenbauer, dan Juergen Klinsmann.
"Hai Basti, saya gembira dapat merespon ucapan selamat istimewa dari Anda perihal 100 penampilan (internasional) saya beberapa pekan silam, dengan level rasa hormat yang dan dengan ketulusan, tertanda Tuhan memberkati Anda," tulis kapten Jerman Lahm di surat kabar Bild pada Selasa.
"Gelar Piala Dunia tentu saja akan sangat ideal... Mari kita menyongsong tujuan ini bersama-sama, memulainya dengan kemenangan melawan Swedia pada malam ini."
Setelah digeser dari posisi melebar ke posisi gelandang bertahan favoritnya beberapa tahun silam, pemain Bayern Munich ini lebih matang dan berkembang sebagai pemimpin alami untuk klub dan negaranya, membantu Brazil mengamankan tempat mereka di Piala Dunia tahun depan di Brazil.
Sekarang Schweinsteiger terlihat berada di jalur yang tepat untuk Piala Dunia ketiganya secara berturut-turut.
Dengan juara dunia tiga kali Jerman melaju ke Piala Dunia ke-16 kali mereka secara beturut-turut, yang hanya dapat disamai oleh Brazil, Schweinsteiger dapat mengharapkan panggung yang lebih besar pada upaya terakhirnya untuk mendaratkan trofi utama bagi Jerman sejak 1996.
(H-RF/A020)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013