Sidoarjo (ANTARA News) - Dusun Renomencil, Desa Renokenonggo, Porong Sidoarjo yang berpenduduk 23 Kepala Keluarga (KK) itu, Sabtu mulai "hilang" ditenggelamkan lumpur panas Lapindo Brantas Inc.
Pantauan ANTARA News menyebutkan, luberan lumpur itu saat ini sudah menenggelamkan puluhan rumah warga. Bahkan, gedung SMPN 2 Porong serta beberapa pabrik ikut tenggelam dan hanya tampak atapnya.
Abdullah, warga setempat mengaku tingginya luberan lumpur ini terjadi lantaran pembendungan di lokasi semburan makin dipersempit, sehingga semburan lumpur panas saat ini mengarah ke selatan ke penampungan lumpur di belakang SMPN 2 Porong.
Tingginya luberan lumpur membuat sebagian warga Jatirejo, Renokenongo dan Siring yang masih tinggal di kampung mengaku sangat khawatir. Apalagi ketinggian tanggul di depan rumah mereka juga sudah mencapai lebih dari enam meter.
Perasaan khawatir juga dirasakan warga di tiga desa lainnya yang saat ini masih aman dari genangan lumpur. Dua desa di antaranya bakal terendam lumpur, jika ratusan hektar Pond (kolam penampungan lumpur) tidak lagi mampu menampung luberan lumpur.
Tiga desa yang akan ikut terancam lumpur hingga kini adalah Desa Pejaraan, Besuki dan Desa Glagah Arum, Kecamatan Jabon. Sebelumnya, Siring, Reno Kenongo, Jatirejo (Porong) dan Kedungbendo, Tanggulangin.
Abdullah menyatakan bahwa ketiga perkampungan ini bakal terancam lumpur, karena posisinya sangat dekat dengan penampungan lumpur.
"Kalau tanggul yang dibuat sangat kuat, kekhawatiran warga tidak bakal terjadi. Namun, bila tanggul tidak kuat, maka desa lainnya bakal ikut terendam lumpur," katanya.
Semburan lumpur panas ini diduga mengakibatkan beberapa lantai rumah di Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera (TAS) I, Blok AB, Desa Kedungbendo,
Kecamatan Tanggulangin, mengalami retak-retak.
Kondisi ini membuat warga setempat panik. Mereka takut lokasi rumah mereka akan keluar rekahan lumpur baru. Apalagi, lokasi Perum TAS I ini tidak terlalu jauh hanya sekitar satu kilometer.
"Banyak warga yang khawatir, jika retakan lantai ini akan memunculkan letusan lumpur baru," kata Herman, warga setempat.
Keresahan warga ini sangat beralasan, karena beberapa bulan lalu, setelah letusan semburan lumpur di lokasi Banjarpanji 1, sempat muncul rekahan baru di Desa Renokenongo (sekarang jadi pusat titik semburan lumpur).
Semula warga setempat tidak menduga rekahan di belakang rumah mereka bakal keluar semburan lumpur.
Herman menyatakan, karena banyak lantai rumah Perum TAS I yang retak, warga memilih mengungsi ke sanak saudaranya.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006