Beirut (ANTARA News) - Pasukan Lebanon hari Senin menjinakkan sebuah bom mobil di pangkalan Hizbullah di Beirut selatan, kata militer dalam sebuah pernyataan, beberapa pekan setelah tempat itu diserang dua bom.
Militer mengatakan, pasukan memanggil ahli-ahli penjinak bom setelah melihat sebuah kendaraan mencurigakan di daerah Maamura di pinggiran selatan Beirut pada Senin sore.
"Kendaraan itu ternyata dipasangi bom," katanya, dengan menambahkan bahwa ahli-ahli militer menjinakkannya.
Pasukan Angkatan Darat Lebanon pada September ditempatkan di daerah pinggiran selatan Beirut yang menjadi pangkalan Hizbullah, mengambil alih pos-pos pemeriksaan, dalam sebuah kesepakatan dengan kelompok kuat Syiah Lebanon itu setelah dua pemboman besar sejak Juli.
Titik-titik keamanan dibentuk setelah serangan-serangan bom mobil di daerah pinggiran selatan itu, yang menewaskan 27 orang pada 15 Agustus dan mencederai lebih dari 50 pada 9 Juli.
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, sekutu utama pemerintah Suriah, mengatakan, penyelidikan atas pemboman Agustus menunjukkan bahwa militan Sunni yang terkait dengan oposisi Suriah mendalangi serangan itu.
Ketegangan meningkat di Lebanon terkait konflik Suriah, setelah kelompok Hizbullah mengumumkan dukungannya dan mengirim pasukan untuk membantu Presiden Bashar al-Assad menumpas pemberontak Suriah.
Meski Lebanon secara resmi netral dalam perang di Suriah, negara itu terpecah antara pendukung Assad dan pendukung pemberontak Suriah.
Damaskus mendominasi Lebanon secara militer dan politik selama hampir 30 tahun hingga 2005.
Pada 18 Agustus, lima roket mendarat di dan sekitar kota Hermel, sebuah pangkalan Hizbullah di Lebanon timur.
Hermel dan daerah-daerah lain di Lebanon timur, yang menjadi pangkalan kelompok Syiah Lebanon Hizbullah, diserang sejumlah roket dari Suriah dalam beberapa bulan ini.
Serangan roket terakhir itu terjadi tiga hari setelah ledakan bom mobil di pangkalan Hizbullah di Beirut selatan menewaskan 27 orang.
Menurut laporan Reuters, sebuah kelompok Sunni yang menamakan diri Brigade Aisha mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom pada 15 Agustus itu dan berjanji melancarkan operasi lebih lanjut terhadap Hizbullah.
Penduduk di Beirut selatan mengatakan bahwa Hizbullah, kelompok pejuang yang didukung Iran dan Suriah, siaga tinggi dan meningkatkan pengamanan di daerah itu setelah peringatan dari pemberontak Suriah mengenai kemungkinan pembalasan karena dukungan mereka bagi Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Kekerasan sektarian yang disulut oleh konflik Suriah juga terjadi di Lembah Bekaa dan kota-kota Laut Tengah, Tripoli dan Sidon, yang mencerminkan bahwa ketegangan sektarian baru menyebar di Timur Tengah.
Muslim Sunni di Lebanon mendukung pemberontak di Suriah, sementara penduduk Syiah mendukung Assad, bagian dari minoritas Alawite, cabang dari Syiah.
Pemimpin Hizbullah Nasrallah telah berjanji, kelompoknya akan terus berperang membela Assad setelah mereka memelopori perebutan kembali kota strategis Qusair pada Juni.
Pada Oktober tahun lalu, bom mobil di bagian timur Beirut menewaskan seorang pejabat intelijen senior Wissam al-Hassan, yang memiliki kedekatan dengan partai oposisi utama Sunni Lebanon yang mendukung pemberontakan di Suriah, demikian AFP.
(Uu.M014)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013