Jenewa (ANTARA News) - Ukiran dinding berupa pria telanjang yang menghias Markas PBB di Jenewa, Swiss, ditutupi agar tidak dianggap menyinggung para diplomat Iran yang akan berunding soal sengketa nuklir negara itu.
Pejabat PBB tidak dapat dimintai komentar terkait penyembunyian ornamen dinding yang terinspirasi "Penciptaan Adam" karya Michelangelo itu, Senin. Pertanyaan terkait hal tersebut diarahkan kepada pemerintah Swiss, lapor AFP.
Tetapi harian Swiss "Tribune de Geneve" mengklaim upaya tersebut bertujuan untuk menghormati para delegasi Iran yang akan menggelar dialog di Markas Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tersebut pada Selasa dan Rabu.
Di Iran, seperti halnya di negara muslim lainnya, pria diharuskan menutup auratnya dari pusar hingga lutut, sementara wanita diwajibkan menutup rambut dan mengenakan pakaian yang tidak membentuk tubuh.
Hiasan dinding yang terpambang sejak 1938 di markas Liga Bangsa Bangsa (sebelum berganti menjadi PBB) itu adalah karya Eric Gill yang merupakan sumbangan dari pemerintah Ingggris. Hiasan tersebut berada tepat di atas pintu masuk Kamar Dewan yang akan menjadi tuan rumah dialog nuklir antara Iran dan negara P5+1.
Pejabat pemerintah Swiss menolak mengonfirmasi klaim dari harian setempat, sekaligus menyebut tujuan penutupan itu adalah untuk memberikan latar netral di tempat perundingan.
Meskipun tempat perundingan itu merupakan markas PBB pada era 1930-an, badan dunia tersebut tidak menjadi tuan rumah perhelatan diplomatik itu.
Swiss akan menjadi tuan rumah pertemuan antara Iran dengan negara kelompok P5+1 yang terdiri dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB ; Inggris, China, Prancis, Rusia dan Amerika Serikat ditambah Jerman.
Perundingan tersebut akan menjadi putaran pertama negosiasi sejak kepemimpinan Presiden moderat, Hassan Rouhani, pada bulan Agustus yang berjanji akan merangkul dunia secara konstruktif dan menyelesaikan perselisihan yang telah berlangsung selama satu dasawarsa lebih terkait program nuklir Teheran.
Pertemuan terakhir antara Iran dan negara-negara P5 +1 dilakukan di Kota Almaty, Kazakhstan, yang berakhir dengan jalan buntu pada bulan April .
Sebelumnya dikabarkan Iran berencana mengajukan usul tiga-tahap dalam pembicaraan nuklir mendatang di Jenewa dengan negara besar dunia, seperti dilaporkan kantor berita ISNA, Sabtu (12/10).
Paket usul itu, jika disetujui pada tahap awal, akan secara otomatis membuat pihak lain terikat komitmen pada "pengakuan hak pengayaan uranium di tanah Iran" sebagai sasaran perundingan, kata ISNA tanpa menyebutkan sumber informasinya.
Paket tersebut juga mencakup langkah timbal-balik dalam proses perundingan sehingga akhir dapat dicapai, kata laporan itu.
Pejabat Iran percaya bahwa, tanpa kesepakatan apa pun pada tahap pertama, berlanjutnya perundingan akan sangat sulit dan barangkali tak mungkin, tulis ISNA.
Penerjemah: Panji Pratama
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013