Sleman (ANTARA News) - Polres Sleman, DIY, mewaspadai kemungkinan pelaksanaan pemilihan kepala desa di Kabupaten Sleman menjadi ajang judi taruhan.
Kapolres Sleman AKBP Iksan Amin, Senin, mengatakan pelaksanaan pemilihan kepala desa (pilkades) diakui berpotensi dijadikan ajang perjudian seperti para petaruh-petaruh.
"Hal ini yang dapat memicu munculnya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas)," katanya.
Menurut dia, untuk mengantisipasi adanya petaruh-petaruh itu, pihaknya melakukan pola pengamanan pilkades secara terbuka dan tertutup.
"Pengamanan tertutup, akan diterjunkan tim siluman yang dikoordinasikan Kasat Reskrim. Tim tidak hanya dari Polres, namun dibentuk pula di tingkat Polsek," katanya.
Ia mengatakan, unit siluman tersebut selain memantau kemungkinan ajang judi itu juga mengantisipasi peredaran uang palsu.
Sementara itu dosen sosiologi kriminal Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM Suprapto mengatakan, setiap pelaksanan pilkades, di mana saja mesti berpotensi dijadikan ajang judi.
"Pemainnya pun tidak terbatas dari wilayah pelaksanaan, sebab kemungkinan besar pemain dari luar daerah pun bisa masuk. Yang bersifat spekulatif itu biasa dimanfaatkan orang-orang yang punya uang untuk ajang taruhan," katanya.
Ia mengatakan, gaya berjudi sudah terjadi lama bahkan pernah karena pernah dilegalkan kebiasaan itu sulit dihilangkan dari kehidupan masyarakat.
"Bukan hal yang tak mungkin ajang pilkades itu dijadikan peluang untuk berjudi. Taruhannya pun bisa dalam bentuk barang, seperti mobil, motor, bus, truk bahkan bisa rumah berserta isinya," katanya.
Menurut dia, dalam perjudian untuk kelas seperti itu, biasanya sulit untuk dipantau oleh orang awam karena dilakukan secara rapi dan terkoordinasi. Untuk mendeteksi perjudian itu tidak bisa dilakukan tanpa model menyamar (participant observation).
Pemilihan kepala desa di Kabupaten Sleman akan dimulai pada 17 Oktober sampai dengan 10 Nopember 2013, di 32 desa.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013