Baku (ANTARA) - Azerbaijan menuntut Armenia untuk segera mengembalikan empat desa yang mereka duduki, kata Wakil Perdana Menteri Azerbaijan Shahin Mustafayev pada Sabtu (9/3).
Kantor Mustafayev mengatakan komisi negara Azerbaijan dan Armenia bertemu untuk ketujuh kalinya pada Kamis (7/3) untuk membicarakan penetapan perbatasan ketika dua negara bertetangga itu melanjutkan perundingan damai.
Pernyataan itu juga menyebut laporan yang mengeklaim bahwa Azerbaijan telah menduduki 31 desa Armenia sebagai informasi yang "salah".
Disebutkan pula bahwa "lahan milik 31 desa di Armenia telah 'diduduki' sampai perbatasan ditetapkan" adalah pernyataan yang "sama sekali tidak berdasar".
"Empat desa yang diduduki Armenia dan bukan wilayah eksklave (Baganis Ayr, Asagi Eskipara, Heyrimli, dan Kizilhacili) tidak diragukan lagi adalah milik Azerbaijan dan harus segera dikembalikan," kata pernyataan itu.
"Masalah pengembalian empat desa yang diduduki Armenia dan termasuk wilayah eksklave (Upper Eskipara, Sofulu, Berhudarli, dan Kerki) akan diselesaikan dalam proses penentuan perbatasan."
Ketegangan di antara kedua negara telah muncul sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, wilayah yang secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, dan tujuh wilayah sekitarnya.
Sebagian besar wilayah itu dibebaskan oleh Azerbaijan dalam perang pada musim gugur 2020, yang berakhir setelah tercapainya perjanjian damai yang ditengahi Rusia. Perjanjian itu juga membuka pintu bagi normalisasi hubungan kedua negara.
Azerbaijan menetapkan kedaulatan penuh di Karabakh setelah "operasi anti-terorisme" pada September 2023, ketika pasukan-pasukan separatis di wilayah tersebut menyerah.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Azerbaijan dan Armenia akan lanjutkan pembicaraan damai Februari ini
Baca juga: Tentara Armenia lepaskan tembakan ke pasukan Azerbaijan di Kalbajar
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024