Baghdad (ANTARA News) - Sedikit-dikitnya, 25 orang di Irak meninggal akibat serangkaian ledakan bom pada Ahad menjelang Idul Adha, kata sumber di kepolisian dan kesehatan.
Sebanyak 16 bom meledak. Satu di antaranya, yang paling mematikan, terjadi di kota Hilla, 100 kilomter selatan Baghdad, tempat dua bom mobil juga meledak dan sedikit-dikitnya lima orang meninggal, kata polisi.
Belum jelas siapa di balik serangan-serangan pada Ahad.
Lebih 6.000 orang meninggal dalam berbagai aksi kekerasan di Irak sejauh ini pada 2013. Jumlah itu menurun dibandingkan dengan saat terjadi pertumpahan antarkelompok yang berpuncak pada 2006-2007.
Di Kut, 160 kilomter sebelah tenggara Baghdad, empat bom mobil meledak secara terpisah, satu di antaranya dekat sekolah dasar dan yang lainnya dekat rumah makan. Sedikitnya dua orang meninggal dan 31 orang luka-luka dalam peristiwa itu, kata polisi.
Selebaran-selebaran yang ditandatangani kelompok-kelompok terkait Al Qaida disebarluaskan babarapa hari terkahir di jalan-jalan Baguba, kota di sebelah timurlaut Baghdad. Selebaran-selebaran itu berisi seruan agar warga jangan mengizinkan anak-anak mereka bersekolah atau mereka akan terbunuh, kata penduduk dan polisi.
Pekan lalu, seorang pembom bunuh diri mengendarai satu truk berisi bahan peledak ke tempat bermain satu sekolah dasar di bagian utara Irak dan meledakkan dirinya sendiri.
Sebanyak 14 anak dan kepala sekolah meninggal akibat serangan itu.
"Kekerasan yang terjadi di Irak tak lagi melihat sasaran dan tempat," demikian satu pernyataan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyusul ledakan itu.
Satu bom tepi jalan meledak dekat lapangan bola tempat anak-anak yang berumur 14 sampai 16 tahun bertanding di Madaen, 30 kilometer sebelah tenggara Baghdad, menewaskan empat orang di antara anak-anak itu, kata sumber-sumber polisi dan medis.
Ledakan-ledakan bom juga terjadi di Baghdad, Samarra dan kota-kota lainnya.
Perang saudara di Suriah dan tumbuhnya kemarahan pengikut Sunni menyulut serangan-serangan di Irak, yang bertetangga dengan Suriah. Sunni, kelompok minoritas di Irak, menuding pemerintah yang dikuasai pengikut Syiah meminggirkan peran politik mereka.
(M016/B002)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013