Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menebar 11 juta lebih benur pada Kawasan Tambak Udang atau Shrimp Estate BERKAH yang dipusatkan di Desa Sei Raja, Kecamatan Jelai, Kabupaten Sukamara.
Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Edy Pratowo dalam keterangan yang diterima di Palangka Raya, Sabtu, menyampaikan, hari ini pihaknya melaksanakan tebar perdana benur di kawasan tambak udang ini.
"Gubernur Sugianto Sabran menggagas salah satu terobosan yang sangat inovatif ini, yaitu dengan membangun kawasan tambak udang atau shrimp estate di Kabupaten Sukamara untuk mengoptimalkan potensi sumber daya kelautan dan perikanan," kata Edy Pratowo.
Penebaran benur terbagi menjadi beberapa tahap, dimulai uji tebar sebelumnya pada 25 Februari 2024 sebanyak 2.200.000 ekor, dan hari ini sebanyak 2.000.000 ekor.
Selanjutnya 20 Maret 2024 sebanyak 2.000.000 ekor, 27 Maret 2024 sebanyak 2.000.000 ekor, 11 April 2024 sebanyak 1.660.000 ekor, dan 17 April 2024 sebanyak 1.660.000 ekor.
Hingga pada akhirnya total penebaran pada satu siklus sebanyak 11.520.000 ekor, dengan proyeksi produksi dalam satu siklus atau 105 hari adalah sebanyak 368 ton, setara Rp29,4 miliar dengan break even point selama 2 tahun 7 bulan.
"Kami berharap kawasan tambak udang vaname ini menjadi kekuatan ekonomi baru khususnya bagi daerah pesisir," tuturnya.
Keberadaan dan pembangunan kawasan tambak udang ini dinilai sangat tepat sebagai daya ungkit perekonomian di kawasan pesisir.
Edy memaparkan, untuk merealisasikan terbangunnya kawasan tambak udang tersebut, gubernur telah memerintahkan Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas PUPR, Dinas ESDM, serta instansi terkait lainnya berkolaborasi mendukung pembangunan dengan konsep bebas limbah dan berkelanjutan.
Diharapkan pembangunan ini memberi dampak sosial maupun ekonomi masyarakat berupa peningkatan pendapatan daerah, serta menjadi percontohan dan pemicu tumbuh maupun berkembangnya tambak di daerah kabupaten pesisir lainnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, pembangunan shrimp estate di Kalteng ini satu-satunya di Indonesia yang dibangun menggunakan APBD Provinsi, untuk itu demi kesuksesan kawasan tersebut dibutuhkan dukungan pemerintah pusat, pemerintah kabupaten, tambak perusahaan mitra, perbankan, perguruan tinggi, dan pelaku usaha perikanan lokal.
Selanjutnya, keterlibatan dari pemangku kepentingan dan berbagai pihak dibutuhkan untuk memberi dukungan inovasi, karena inovasi tidak akan memiliki nilai apabila semangat kebersamaan dalam mencapai tujuan tidak terbangun dengan baik.
“Sinergi dan kolaborasi baik pemangku kepentingan dan semua elemen masyarakat menjadi penentu dalam kerberhasilan shrimp estate ini," kata Edy.
Kadis Kelautan dan dan Perikanan Kalteng Darliansjah menambahkan, perkembangan pembangunan kawasan tambak udang vaname seluas 40,17 hektare ini merupakan program strategis Gubernur Kalteng sebagai salah satu terobosan inovatif pengembangan budi daya udang vaname yang modern dan ramah lingkungan.
Terobosan ini dilaksanakan dengan sumber pembiayaan dari APBD Kalteng, yakni kolaborasi Dislutkan, Dinas PUPR dan Dinas ESDM dengan total dana sebesar Rp111,4 miliar.
“Fasilitas pokok yang telah dibangun, meliputi tambak empat klaster dengan kolam tambak sebanyak 72 unit, dilengkapi kolam sedimen, kolam treatment, dan kolam rekondisi, termasuk telah terbangunnya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)," ujarnya.
Selain itu juga terdapat fasilitas pendukung berupa listrik sebesar 1,1 megawatt, genset kapasitas 750 KVA, Kantor BLUD, gudang pakan, mess karyawan, rumah anak kolam, rumah genset, hingga rumah pompa.
Pewarta: Muhammad Arif Hidayat
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2024