Teheran (ANTARA) - Rezim Israel belum menunjukkan keseriusannya dalam negosiasi tak langsung gencatan senjata dan pertukaran tawanan, kata seorang anggota penting kelompok perlawanan Palestina, Hamas.

Wakil Menteri Luar Negeri pemerintahan Hamas, Ghazi Hamad, mengatakan, rezim Israel mengajukan syarat yang berlebihan selama negosiasi dan tidak menunjukkan cukup keseriusannya untuk mencapai kesepakatan.

Menurutnya, kabinet perang rezim pendudukan rela melanjutkan perang dan pembantaian di Gaza dan tidak memperhatikan para tawanan beserta keluarga mereka.

Akan tetapi, lanjut Hamad, Hamas akan terus melakukan negosiasi sampai ada kesepakatan signifikan yang menjamin penghentian perang, penarikan pasukan pendudukan, rekonstruksi Gaza serta pemulangan pengungsi.
Baca juga: Biden: Israel berhak serang Hamas, tetapi juga bertanggung jawab

Mengingat peningkatan kasus kelaparan di Jalur Gaza, sejumlah pihak internasional telah menekan rezim Israel, katanya, seraya menambahkan bahwa Hamas menyerukan tekanan lebih besar untuk rezim guna membuka rute pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui jalur darat dan laut.

Anggota biro politik Hamas, Husam Badran, sebelumnya telah mengesampingkan kemungkinan gencatan senjata sebelum bulan suci Ramadan lantaran selama pembicaraan baru-baru ini di Kairo, rezim Israel menolak usulan Palestina.

Hamas akan terus gencar melakukan negosiasi di tingkat internal untuk mencapai konsensus mengenai isu ini, katanya.

Badran juga menegaskan bahwa kelompok perlawanan Palestina itu tidak akan memberikan kelonggaran apa pun kepada rezim pendudukan.

Baca juga: Dubes Palestina yakin Hamas-Israel capai gencatan senjata saat Ramadan
Baca juga: Israel akan hentikan perangnya di Gaza jika Hamas berhasil dimusnahkan
Baca juga: Hamas yakin tidak ada halangan untuk bentuk pemerintah bersama

Sumber: IRNA-OANA

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024