Batam (ANTARA News) - Keluarga empat warga negara Indonesia (WNI), yang ditembak Polisi Diraja Malaysia, meminta Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia mengurus dan memulangkan jenazah kerabat mereka agar bisa dimakamkan di tanah air.
"Mereka sudah meninggal sejak Jumat, kami minta agar jenazah suami kami bisa segera dipulangkan untuk dimakamkan di kampung halaman," kata Eka, istri salah satu korban penembakan, bersama istri ketiga korban lain di Batam, Minggu.
Keempat WNI itu atas nama Hafat, nomor paspor Indonesia A0649848 kelahiran 8 Juni 1969, Iknoriansyah nomor paspor U450798 kelahiran 7 Mei 1988, Hery Setiawan nomor paspor A4208167 kelahiran 25 November 1980, dan Wahyudi nomor paspor A2640273.
Eka yang adalah istri dari Iknoriansyah mengatakan sudah dihubungi pihak KBRI yang menanyakan identitas lengkap dari suaminya dan tiga korban lainnya.
"Tadi pagi (Minggu pagi) kami sudah ditelepon pihak KBRI. Mereka bilang akan segera melihat dan memastikan keempat korban tersebut merupakan warga Batam bernama Wahyudi, Iknoriansyah, Hery Setiawan dan Hafat," kata dia.
Pada kesempatan itu Eka juga menyatakan tidak percaya jika suaminya ditembak karena melakukan perampokan di rumah mantan tentara setempat.
"Suami saya baru masuk pada 29 September lalu. Dia bekerja sebagai buruh bangunan. Saya tidak percaya kalau dia merampok," kata dia.
Senada dengan Eka, Nurhidayah, istri Hery Setiawan, mengatakan selama ini suaminya itu bekerja di Malaysia sebagai buruh perkebunan kelapa sawit. Ia juga tidak percaya suaminya merampok.
"Saya tidak percaya suami saya merampok di Malaysia. Suami saya hanya buruh perkebunan sawit," kata dia.
Menanggapi kejadian tersebut, Pemerintah Republik Indonesia memprotes penembakan terhadap empat warganegara Indonesia hingga tewas oleh polisi Malaysia.
"Saya mengecam keras tindakan barbar polisi Malaysia yang dengan mudahnya menembak orang hingga tewas," kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat di Jakarta, Minggu.
Kepala BNP2TKI menyebutkan menurut versi polisi Malaysia keempat WNI itu diduga telah melakukan perampokan rumah pada dini hari sebelumnya.
"Sepertinya polisi Malaysia bermental pengecut karena sedikit-sedikit menembak. Melumpuhkan, kan, tidak harus membunuh apalagi mereka bukan teroris," kata Kepala BNP2TKI.
Pewarta: Larno
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013