Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Amaliya, mengatakan tembakau alternatif tetap memberikan nikotin dan tanpa tar.
"Nikotin hanya menciptakan adiksi,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Amaliya menuturkan kegiatan menyesap rokok konvensional merupakan kebiasaan yang sulit dihentikan oleh perokok dewasa.
Senyawa tar yang lengket dan berwarna cokelat tercipta dari rokok konvensional. Zat tersebut dapat dengan mudah memberikan noda pada gigi.
Menurutnya, produk tembakau yang dipanaskan menerapkan sistem pemanasan.Hal itu berbeda dengan rokok yang melalui proses pembakaran.
Hasil dari penggunaan produk tembakau alternatif berupa uap karena tanpa pembakar, bukan asap yang mengandung senyawa berbahaya seperti tar pada rokok.
"Pengurangan bahaya tembakau memberikan pendekatan yang baru bagi perokok dewasa untuk meminimalkan risiko akibat merokok," kata Amaliya.
National Cancer Institute Amerika Serikat mengungkapkan tar mengandung berbagai senyawa karsinogenik pemicu kanker. Dari sekitar 7.000-an bahan kimia yang ada di dalam asap rokok, 2.000 di antaranya terdapat pada tar.
Organisasi penelitian kanker independen dari Inggris, Cancer Research UK, menyebutkan bahwa nikotin bukan pemicu utama atas penyakit yang berkaitan dengan merokok, serta bukan penyebab utama kanker. Maka, persepsi yang beranggapan sebaliknya tidak benar.
Public Health England (PHE), yang kini dikenal sebagai UK Health Security Agency, telah mempublikasikan hasil kajian berjudul Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products.
Hasil kajian itu mengungkapkan bawa rokok elektronik dan produk tembakau yang dipanaskan mampu mengurangi paparan risiko hingga 90-95 persen lebih rendah daripada rokok konvensional.
Peneliti Departemen Kecanduan Kings College London, Ann McNeill, mengatakan merokok memiliki risiko kesehatan. Namun, masih banyak perokok dewasa belum mengetahui manfaat yang diperolehnya jika beralih ke produk tembakau alternatif.
“Mereka tidak mengetahui bahwa produk tembakau alternatif memiliki paparan risiko yang lebih rendah. Namun, produk itu tidak sepenuhnya bebas risiko,” pungkas Ann.
Baca juga: Pemerintah diminta optimalkan potensi tembakau alternatif
Baca juga: Pakar: Produk tembakau alternatif solusi pengurangan bahaya tembakau
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024