Bandung (ANTARA) -
"DBD terjadi sepanjang tahun. Peran masyarakat sangat besar. 3M Plus harus dilakukan, karena DBD adalah penyakit yang disebabkan lingkungan sehingga usaha lingkungan yang harus dilakukan," ujar Vini dalam Bewara Jawa Barat (Beja), di Gedung Sate Bandung, Jumat.
Baca juga: Faskes Jabar diinstruksikan siaga antisipasi peningkatan kasus DBD
Ia mengemukakan 3M Plus itu adalah menguras tempat penampungan air, kemudian menutupnya dan mengolah kembali barang bekas yang dapat membuat adanya genangan air, seperti ban bekas, kaleng, harus dilakukan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti pembawa DBD.
Selanjutnya, memelihara ikan atau hewan pemakan jentik di tempat penampungan air, menanam tanaman yang tidak disukai nyamuk juga dapat dilakukan sebagai langkah pencegahan.
Contohnya menaruh ikan cupang di bak penampungan air, serta menanam tanaman seperti sirih, lavender maupun kecombrang untuk mencegah kedatangan nyamuk.
Baca juga: Dinkes Bangka Selatan minta warga terapkan 3M plus cegah DBD
Untuk memasifkan gerakan 3M Plus, Dinkes Jabar selain telah menyebarkan surat edaran, juga melakukan sosialisasi memanfaatkan media sosial seperti Instagram, Tiktok, dan podcast.
"Masalah tentang DBD selalu kita selipkan sepanjang tahun. Jadi edukasi tidak berhenti. Masyarakat selalu diingatkan bahwa 3M Plus menjadi kewajiban," ucapnya.
Tidak hanya itu, Pemprov Jabar juga telah mendistribusikan abate kepada masyarakat sebagai mitigasi tambahan, serta alat pendeteksi dini bagi anak-anak, yaitu NS1.
Baca juga: Dinkes Sukamara tegaskan utamakan PSN cegah DBD
"Memang tidak begitu banyak. NS1 ini bisa diperiksa di puskesmas, tetapi kami berikan ke lokasi-lokasi yang tinggi demam berdarahnya," tutur dia.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024