Dalam kegiatan PCI NU China yang diawali di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Amanah, Kendal, Jawa Tengah, Jumat, disampaikan informasi tentang studi, beasiswa, dan peluang lainnya di China untuk para santri atau masyarakat Indonesia.
Baca juga: PCI Muslimat NU Malaysia gelar khitanan massal
Zuhri mengatakan tidak sembarang orang bisa menjadi imam masjid di China. Ia menuturkan seorang imam di China harus benar-benar merupakan santri pondok pesantren, mereka juga harus diverifikasi oleh instansi setempat, serta digaji oleh negara.
Ia tidak mengira sebuah negara yang dikenal berhaluan komunis dapat menggaji seorang Muslim yang menjadi imam masjid.
Salah satu upaya dakwah yang dapat dilakukan, kata dia, adalah dengan cara bekerja di perusahaan di China, untuk maju dan mengatakan kepada pemimpin perusahaan bahwa pada jam tertentu perlu beristirahat untuk melakukan ibadah shalat.
Baca juga: Wapres imbau PCI NU luar negeri sebarkan ajaran Islam moderat
Zuhri mewakili PCI NU China berharap akan ada semakin banyak santri Indonesia yang menimba ilmu di negeri tirai bambu tersebut.
"China itu maju dalam soal engineering dan teknologi informasinya. Beasiswa di sana tidak ada ikatan selanjutnya, artinya begitu kita lulus, justru disarankan untuk pulang dan berkontribusi di negaranya sendiri," ucap dia.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Darul Amanah Kendal KH Mas'ud Abdul Qodir mengapresiasi peran para santri di China yang hadir dan mengenalkan perihal keilmuan kepada para santri.
Baca juga: PCI-NU Taiwan Islamkan penduduk Taipei setiap minggu
Terdapat sejumlah lokasi yang telah diagendakan menjadi tempat seminar dari PCI NU China. Setelah agenda di PP Darul Amanah Kendal, agenda selanjutnya bakal diselenggarakan di Kampus Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Pontianak (16/3), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan UIN Ar Raniry Banda Aceh (19/3), UNU Mataram NTB (23/3), dan terakhir di Indramayu dan Cirebon, Jawa Barat (30/3).
Pewarta: Sean Muhamad
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024