Pengelolaan ekosistem karbon biru erat kaitannya dengan konsep ekonomi biru yang diterapkan di Kaltim
Samarinda (ANTARA) - Pengelolaan ekosistem karbon biru di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menekankan tiga pilar penting, yaitu ekologis, ekonomi, dan sosial, sehingga selain ekologi yang tetap terjaga, nilai-nilai ekonomi dan sosial juga tetap berpihak pada masyarakat.
"Pengelolaan ekosistem karbon biru erat kaitannya dengan konsep ekonomi biru yang diterapkan di Kaltim," ujar Kabid Pengelolaan Ruang Laut Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kaltim M Ali Aripe di Samarinda, Jumat.
Penekanan tiga pilar dilakukan karena masing-masing memiliki dampak positif baik bagi manusia maupun lingkungan, seperti nilai ekonomi biru diperoleh dari sumber daya perikanan penghasil garam, ekowisata, dan jasa lainnya.
Kemudian nilai ekologis bersumber pada potensi lahan mangrove dan padang lamun, sedangkan nilai sosial berkaitan dengan aktivitas masyarakat dalam kehidupan sosial, adat, dan budaya lokal yang berkaitan dengan laut.
Baca juga: KKP: Ekosistem karbon biru penting untuk mitigasi perubahan iklim
Sementara Kepala Bidang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan Lahan, Dinas Kehutanan Provinsi Kaltim M Subiyantoro mengatakan terdapat lima strategi konservasi mangrove di Kaltim terkait pengelolaan ekosistem karbon biru.
"Lima strategi ini adalah penguatan kerangka kebijakan dan kelembagaan, memperkuat manajemen dan tata kelola, peningkatan peran masyarakat, penegakan hukum dalam melakukan konservasi mangrove, dan mendorong mekanisme pendanaan guna mendukung konservasi mangrove,” ujarnya.
Melalui rilis dari Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) ia mengatakan dalam praktiknya berbagai upaya maupun strategi tersebut dapat dilakukan secara optimal jika terdapat skema pendanaan yang berkelanjutan.
Baca juga: Erick Thohir ungkap pengelolaan dan pelestarian mangrove RI di COP28
Kepala Divisi Penyaluran Dana Program BPDLH Lia Kartikasari mengatakan dana lingkungan yang dikelola BPDLH dialokasikan untuk mendanai aktivitas yang dapat mencapai tujuan serta target BPDLH, dapat juga untuk dukungan manajemen, subsidi, hibah, jaminan, dan pengeluaran pembiayaan atau pinjaman.
Secara spesifik, karbon biru belum masuk ke dalam program yang dijalankan BPDLH, tetapi terdapat ruang dalam program BPDLH yaitu untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Baca juga: Menteri Siti tekankan kolaborasi bangkitkan ekonomi biru berkelanjutan
Pewarta: M.Ghofar
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024