Sana`a (ANTARA News) - Pernyataan Perdana Menteri (PM) Israel, Ehud Olmert, mengenai rencana perluasan aksi militer darat balatentaranya di Libanon Selatan dapat dinilai sebagai sekadar upaya menampakkan kemenangan politis di hadapan publik Israel, kata sejumlah elit politik Libanon, Jumat (11/8) malam. "Pernyataan Olmert tidak lebih sekadar untuk menampakkan kemenangan politis untuk komsumsi dalam negeri, karena dia mengetahui bahwa aksi militernya gagal," tegas Boutrus Harb, tokoh di kabinet Libanon, kepada TV Al-Arabiya yang berpusat di Dubai. Salah seorang pejuang dalam koalisi 14 Oktober di Libanon itu menilai bahwa negeri Yahudi (Israel) tidak akan meraih kemenangan menghadapi para rakyat Libanon. Beberapa hari lalu, Olmert menyatakan, menunda operasi angkatan daratnya secara besar-besaran untuk memberikan peluang usaha diplomasi. Namun, ia pada Jumat (11/8) justru menegaskan kembali tekadnya untuk melanjutkan operasi angkatan darat Israel di Libanon. "Kami menolak memberikan kemenangan politik lewat resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), setelah mereka (Israel) gagal meraih kemenangan militer," tegas Harb, menanggapi kemungkinan resolusi PBB mengabaikan tuntutan Libanon. Pernyataan senada juga ditegaskan Ketua Bidang Politik Gerakan Amal, Ayoub Hamid. "Pernyataan Olmert bukanlah hal baru bagi Libanon. Ia ingin menampakkan kemenangan politik di hadapan publik Israel pada saat operasi militernya gagal melumpuhkan perlawanan Lebanon." Menurut salah seorang elit politik pro-Suriah itu, gerakan perlawanan akan tetap menjadi opsi Libanon dan telah menjadi kesepakatan dalam tujuh butir tuntutan pemerintah ke PBB selama pendudukan masih ada. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006