Makkah (ANTARA News) - Untuk menghindari keracunan akibatan makanan basi, jemaah haji Indonesia diimbau untuk mengkonsumsi makanan katering paling lambat dua jam setelah diterima saat wukuf di Arafah.
"Makanan selambat-lambatnya dimakan dua jam setelah sampai," ujar Menteri Agama Suryadharma Ali usai meninjau persiapan wukuf di Arafah, Sabtu.
Menurut Suryadharma, diperlukan waktu sekitar tujuh jam untuk menyiapkan, mengolah, mengemas dan mendistribusikan makanan kepada jemaah.
"Jemaah diminta untuk mengontrol juga, karena proses menyiangi, memasak, meletakkan ke boks, hingga distribusi dibutuhkan waktu tujuh jam hingga sampai ke pemondokan jemaah," katanya.
Jemaah haji Indonesia akan bergerak ke Arafah dari Makkah mulai Minggu (13/10) pagi. Pada saat tiba di Arafah mereka akan mendapat jatah sekali makan.
"Keesokan harinya tiga kali, ditambah persediaan makanan untuk dibawa ke Muzdalifah dan Mina," katanya, lalu menambahkan bahwa dapur yang tersedia di setiap maktab cukup baik.
Jemaah haji Indonesia dibagi dalam 48 maktab, 24 di antaranya dikelola oleh muasassah yang dilengkapi gudang makanan. Keamanan makanan akan dikontrol dengan ketat oleh pihak Indonesia dan muasassah.
"Diharapkan pada waktu jemaah mengkonsumsi makanan yang disediakan baik di Arafah maupun Mina mereka memperoleh makanan yang sudah diseleksi. Tidak ada bakteri, aman dikonsumsi," kata Suryadharma.
Ia juga minta agar petugas lainnya yang tidak langsung bertanggung jawab dalam pengadaan makanan, ikut mencermati makanan, jangan sampai ada jemaah yang keracunan, diare," tambahnya.
Untuk menghindarkan jemaah memakan makanan basi, kotak makanan yang dibagikan kepada jemaah diberi tanda masing-masing bertuliskan untuk sarapan, makan siang dan makan malam.
"Oleh jemaah belum tentu langsung dimakan, sehingga potensi basi masih ada kalau ditunda. Karenanya jemaah langsung memakannya, kalaupun ditunda, jangan langsung dimakan tetapi dicicipi dulu," tambah Menag.
Sementara itu muasassah untuk Asia Tenggara Zuher Ahmad Sedayu mengatakan, mulai tahun depan akan dibangun dapur umum yang menyediakan makanan bagi jemaah haji dari seluruh dunia.
"Setelah musim haji ini selesai, akan mulai membuat dapur yang terpusat, dapur umum di pintu masuk Arafah. Itu Semacam pabrik yang memproduksi makanan yang bekerja sepanjang tahun," katanya.
"Biaya pembangunannya 300 juta riyal, yang juga akan melayani jemaah umroh," tambah Zuher.
Dapur tersebut, katanya, akan menyediakan makanan sesuai dengan cita rasa masing-masing negara.
Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013