Jakarta (ANTARA News) - Patung hidup atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kombat (Komunitas Manusia Batu) mencuri perhatian pengunjung Museum Fatahillah, Kota Tua Jakarta.


"Kalau sabtu minggu ada sepuluh manusia batu disini," kata Daryanto, wakil ketua Komunitas Manusia Batu di kawasan Kota Tua.


Sebagai manusia batu, Daryanto berperan sebagai tentara kemerdekaan yang masih menggunakan bambu runcing.


Selain itu Ia menjelaskan sembilan rekannya yang lain berperan berbeda-beda, ada yang menjadi orang Belanda, komandan perang dan ada juga yang menjadi vampir.


Daryanto yang sudah bergabung bersama Komunitas Manusia Batu selama satu setengah tahun mengakui kehadiran komunitas ini cukup menarik perhatian.


"Tadi ada syuting video dr televisi, kita juga beberapa kali diundang ke acara Trans 7, ke Monas, pernah juga ke Hotel Jayakarta acaranya Kementerian Pariwisata," tambah Daryanto.


Hal senada diungkapkan Kevin (17) dan Rama (16), pengunjung asal Cengkareng yang berfoto berkali-kali dengan banyak pose bersama Daryanto.


"Menariklah, bayar seiklasnya bisa foto sebebas gaya kita," kata Kevin saling bergantian memotret dengan Rama.


Bapak empat anak ini mengakui pendapatannya sebagai manusia batu berlipat dibandingkan profesinya dahulu sebagai pedagang makanan dan pedagang kopi keliling di kawasan Kota Tua.


"Kalau hari biasa ya enggak tentu, tapi pas sabtu minggu digabung 700 ribu bisa ditangan," kata Daryanto.


Daryanto menambahkan, ide menjadi manusia patung ini bermula dari rekannya yang bernama Idris yang menjadi ketua komunitas ini. Selain itu Ia juga mencari pekerjaan lain karena sebagai pedagang kopi keliling ia sering diusir satpol PP.


"Kita awalnya nyoba aja ide unik dari mas Idris, loh gak diusir trantib malah menarik perhatian, kita teruskan," kenang Daryanto.


Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013