Beijing (ANTARA) - Sebuah tim peneliti internasional yang dipimpin oleh para ilmuwan China menemukan bahwa hominin Asia Timur sudah menguasai teknologi perkakas batu yang maju sejak 1,1 juta tahun silam, jauh lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.
Dipimpin oleh Institut Paleontologi Vertebrata dan Paleoantropologi (Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology/IVPP) yang bernaung di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China, tim tersebut melakukan studi sistematis tentang karakteristik teknologi perkakas batu yang ditemukan di situs Cenjiawan di Cekungan Nihewan, China utara, dan berhasil menyingkap keberadaan teknologi inti paling awal di Eurasia itu.
Berdasarkan analisis teknis dan pemindaian tiga dimensi (3D) presisi tinggi pada perkakas batu di situs Cenjiawan, tim peneliti mengungkapkan cara hominin di situs tersebut membuat dan menggunakan perkakas batu. Hasilnya menunjukkan bahwa teknologi inti yang sudah dipersiapkan sebelumnya telah berkembang di situs tersebut.
Teknologi inti yang sudah dipersiapkan merupakan bagian penting dari industri Acheulean, tradisi terstandardisasi pertama dalam pembuatan perkakas Homo erectus dan Homo sapiens awal. Tim peneliti meyakini bahwa hominin di situs Cenjiawan memiliki tingkat kognitif dan kemampuan teknis yang sama dengan hominin Acheulean.
Studi ini memiliki signifikansi besar bagi studi evolusi dan inovasi teknologi Paleolitik awal, kata Pei Shuwen dari IVPP, salah satu penulis korespondensi yang terlibat dalam studi ini.
Hal ini menunjukkan potensi besar Cekungan Nihewan dalam penelitian tentang pembentukan model perkembangan evolusi dan perilaku manusia di Asia Timur selama jutaan tahun, kata Pei.
Studi ini diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (PNAS).
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024