Nanti kami segera menyiapkan seluruh nakes, kalau ada sertifikasi, kita beruntung, karena sertifikasi ini perlu ketika kita melakukan suatu kegiatan, validitasnya ada
Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Kesehatan TNI Angkatan Darat (Kapuskesad) Mayor Jenderal TNI Dr. dr. Sukirman menyebut pentingnya sertifikasi tenaga kesehatan (nakes) untuk meningkatkan kualitas pengasuhan orang tua atau wali asuh kepada anak.
"Nanti kami segera menyiapkan seluruh nakes, kalau ada sertifikasi, kita beruntung, karena sertifikasi ini perlu ketika kita melakukan suatu kegiatan, validitasnya ada, sehingga program bina keluarga balita (BKB) holistik integratif membuat orang tua atau wali asuh mampu berdaya dan berkompeten dalam pengasuhan," kata Sukirman dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Diskusi tentang orientasi BKB kit stunting bagi mitra kerja strategis dan penggunaan kartu kembang anak (KKA) di kelompok BKB bagi pengelola program diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerja sama dengan Puskesad TNI AD.
"Agar para orang tua berkompeten yang dilakukan adalah bentuk layanan penyuluhan oleh kader, sehingga kader berkompeten, harus ada yang memberikan advokasi dan sosialisasi," ujar dia.
Sukirman menjelaskan saat ini ada 440 fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) yang tersebar dan dikelola oleh Puskesad TNI AD, yang juga telah menyiapkan revitalisasi posyandu.
Baca juga: Kapuskesad tegaskan penting lakukan pengendalian orang tanpa gejala
Baca juga: Dirjen Nakes Kemenkes visitasi pendirian Fakultas Kedokteran UMPR
"Sebagaimana revitalisasi posyandu, otomatis nakes kami juga akan dilakukan pelatihan, setelah itu kami akan melakukan sosialisasi pada kader, kemudian dari kader akan memberikan penyuluhan kepada orang tua, agar saat memberikan pengasuhan pada anaknya mampu dilakukan dengan baik," tuturnya.
Ia juga menegaskan bahwa pihaknya merasa tertantang untuk menjalankan program peningkatan kualitas keluarga menuju Indonesia Emas 2045, bukan hanya revitalisasi posyandu, tetapi juga program penurunan stunting, konsepsi (pembuahan) dan prakonsepsi.
"Pada posisi ini, agar peran kami optimal, kami menunggu kapan akan dilakukan pelatihan BKKBN, agar segera mampu sosialisasi pada kader. Sekarang ini, mitra kita Ibu Persit Kartika Chandra Kirana bukan sekadar responsif, tetapi agresif untuk melakukan program, utamanya terkait penurunan stunting, revitalisasi, dan lain sebagainya," ucapnya.
Ia juga menekankan bahwa BKKBN dan Puskesad TNI AD harus memiliki target, dan hingga saat ini dari 631 posyandu, yang tercatat sudah 394 posyandu untuk BKB terintegrasi, sedangkan sekitar 300 posyandu sudah mengisi sistem informasi keluarga (SIGA).
"Data posyandu yang kita miliki sudah real time by name by address, dalam waktu secepatnya, kita lakukan sosialisasi pada kader BKB," kata dia.
Ia juga mengemukakan bahwa bunda asuh anak stunting (BAAS) juga menuntut program-program yang mesti dilakukan agar lebih bermakna.
"Monggo (BAAS) di daerah segera digerakkan, ada desa bebas stunting, sudah tiga Komando Daerah Militer (Kodam), yakni Cenderawasih, Udayana, maupun Siliwangi dengan intervensi pembagian telur dan lain sebagainya. Kita harapkan di lapangan segera dilakukan, utamanya untuk tim pendamping keluarga dan kader BKB, karena datanya sudah ada by name by address, itu real time," paparnya.
Baca juga: Kapuskesad sebut deteksi dini penting untuk penanganan COVID-19
Baca juga: RSCM ditunjuk jadi TPS khusus, fasilitasi pencoblosan nakes dan pasien
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024