Dari total 425.225 hektare total lahan sawah di seluruh kabupaten/kota se-Kalbar, hanya 94.517 hektare yang mendapatkan irigasi

Pontianak (ANTARA) - Pj Gubernur Kalimantan Barat Harisson, menekankan pentingnya memanfaatkan lahan tidur yang tersedia dengan lebih efisien dan meningkatkan produktivitas pertanian melalui penerapan intensifikasi pada setiap tahap produksi, mengingat produksi pertanian Kalbar yang turun pada tahun 2023.

"Kami mendorong pemerintah daerah untuk terus meningkatkan produksi pangan dan produktivitas pertanian dengan memanfaatkan lahan yang ada secara optimal. Ini termasuk menerapkan praktik intensifikasi untuk meningkatkan hasil panen dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat setempat," kata Harisson di Bengkayang, Kamis.

Baca juga: CIPS: Intensifikasi pertanian menjadi prioritas dukung pangan nasional

Harisson mengatakan, jika merujuk data dari BPS Kalbar, produksi padi (GKG) di Kalbar sepanjang 2023 mencapai 688.413 ton. Jumlah tersebut turun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 731.225 ton. Lalu berdasarkan data BPS juga pada 2023 produksi beras di Kalbar mencapai 407.259 ton, di mana jumlah tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan pada tahun sebelumnya yakni 432.587 ton.

"BPS Kalbar juga mencatat pada 2023 hanya 22 persen lahan sawah di Kalbar yang mendapatkan irigasi. Dari total 425.225 hektare total lahan sawah di seluruh kabupaten/kota se-Kalbar, hanya 94.517 hektare yang mendapatkan irigasi," tuturnya.

Sehingga pada Februari 2024, lanjut Harisson, nilai tukar petani (NTP) Kalbar meningkat 1,32 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Pendorong utama adalah peningkatan indeks yang diterima petani pada subsektor tanaman perkebunan rakyat.

"Di antaranya dari komoditas kelapa sawit dan karet. Karena itu, perlu perhatian lebih untuk subsektor selain perkebunan, seperti salah satunya pertanian padi," katanya.

Harisson menjelaskan, jika melihat data se-Kalbar, untuk produksi padi kering giling di provinsi ini pada Februari 2024 mencapai 149.053 ton GKG. Jumlah tersebut setara dengan 97.898 ton beras, sedangkan kebutuhan 5.525.789 penduduk Kalbar pada bulan Februari 2024 sebanyak 38.681 ton.

Baca juga: Menumbuhkan peran masyarakat mengendalikan inflasi pangan di Jambi

"Sementara itu, jika melihat data produksi padi kering giling di Kalbar sepanjang 2023 mencapai 872.612 ton, atau setara dengan 573.132 ton beras. Sementara kebutuhan 5.482.046 penduduk Kalbar pada 2023 mencapai 535.103 ton beras," kata Harisson.

Pj Gubernur Harisson menyoroti penurunan produksi padi di Kalimantan Barat sepanjang tahun 2023, dengan Kabupaten Bengkayang berhasil menunjukkan peningkatan produksi yang membanggakan.

Harisson memberikan apresiasi kepada para petani dan Pemerintah Kabupaten Bengkayang atas upaya mereka dalam meningkatkan produksi padi.

"Dalam kondisi di mana produksi padi menurun secara keseluruhan, pencapaian Kabupaten Bengkayang yang mengalami peningkatan produksi padi adalah suatu keberhasilan yang patut diapresiasi. Ini menunjukkan komitmen dan kerja keras petani serta dukungan dari pemerintah daerah," ujar Harisson.

Menurut data dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalbar, pada Februari 2024, Kabupaten Bengkayang berhasil memproduksi 7.855 ton GKG, setara dengan 5.159 ton beras dari luas panen sebesar 2.617 hektare. Meskipun angka tersebut cukup menggembirakan, masih ada ruang untuk peningkatan lebih lanjut.

"Peningkatan produksi padi adalah langkah penting dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan regional. Kami berharap Pemerintah Kabupaten Bengkayang terus berupaya untuk mencapai hasil yang lebih baik lagi di masa mendatang," katanya.

Baca juga: Pemerintah dorong ekstensifikasi jagung 86 ribu hektare di lahan baru

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024