Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis obstetri ginekologi sub-spesialis fertilitas Binarwan Halim menyampaikan beberapa anjuran bagi pasangan yang sedang menjalani program hamil.

Dalam acara diskusi mengenai infertilitas di Jakarta, Kamis, Dr. dr. Binarwan Halim M.Ked (OG) Sp.OG(K)-FER menganjurkan pasangan yang sedang menjalani program hamil untuk rutin berolahraga.

Lulusan Universitas Sumatera Utara itu mengatakan bahwa berolahraga dapat meningkatkan hormon baik, memperbaiki aliran darah, dan meningkatkan imunitas.

Ia menambahkan, orang yang sistem imunnya tidak bagus akan mudah terserang penyakit dan kondisi itu dapat mengganggu kesuburan.

Menurut dia, olahraga juga dapat mencegah dan mengatasi masalah kegemukan, yang dapat mempengaruhi fertilitas.

Binarwan menyarankan orang dengan berat badan normal melakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki 20 menit dan berlari 10 menit lima hari dalam seminggu atau berolahraga selama 150 menit dalam sepekan.

"Yang gemuk harus turun berat badan, olahraganya ditingkatkan jadi 75 menit lima hari, setengah olahraga ringan, setengah olahraga sedang," katanya.

Namun, dia menganjurkan orang yang sedang menjalani program hamil tidak melakukan olahraga berat.

"Kita tidak menganjurkan olahraga berat, karena akan menyebabkan seseorang mengalami gangguan kesuburan, olahraga berat tidak berarti langsung subur," katanya.

Baca juga: Dokter: Siapkan kehamilan dengan gaya hidup sehat

Selain berolahraga, Binarwan menyampaikan, upaya lain yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesuburan yakni menghindari stres, mencukupkan tidur, dan mencukupkan makan.

Menurut dia, pasangan yang sedang menjalani program hamil sebaiknya mengurangi konsumsi karbohidrat dan makanan manis serta menghindari makanan dan minuman yang mengandung pengawet maupun bahan kimia dan makanan panas yang dibungkus plastik.

Pasangan yang sedang menjalani program hamil, kata Binarwan, sebaiknya rutin melakukan hubungan suami istri dua kali sepekan pada masa subur untuk meningkatkan peluang hamil secara alami.

Apabila mengalami kondisi seperti saluran tuba tersumbat, usia perempuan sudah di atas 35 tahun, masalah sperma berat, ia melanjutkan, maka pasangan yang ingin punya anak bisa mengikuti program bayi tabung.

"Setelah konsumsi obat dan inseminasi gagal, tidak ada sperma sama sekali setelah operasi buah zakar, kondisi itu membutuhkan (program) bayi tabung," kata Binarwan.

Baca juga: Ketahui riwayat kesehatan sebelum merencanakan kehamilan
Baca juga: Pemerintah buka reorientasi program kelas ibu hamil

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024