Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS yang melemah setelah data AS ISM service yang lebih rendah dari perkiraan

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada Rabu, diperkirakan menguat setelah data PMI nonmanufaktur ISM Amerika Serikat (AS) dirilis lebih rendah dari perkiraan.

Pada awal perdagangan Rabu pagi, rupiah dibuka naik 12 poin atau 0,08 persen menjadi Rp15.759 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.771 per dolar AS.

"Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS yang melemah setelah data AS ISM service yang lebih rendah dari perkiraan," kata analis mata uang Lukman Leong kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

PMI nonmanufaktur ISM atau ISM Services PMI Amerika Serikat pada Februari 2024 tercatat sebesar 52,6, lebih rendah dari ekspektasi sebesar 53, dan turun dibandingkan pada Januari 2024 yang sebesar 53,4.

Laporan Indeks Manajer Pembelian (PMI) nonmanufaktur yang diterbitkan oleh Institute of Supply Management (ISM) merupakan indeks komposit yang dihitung sebagai indikator kondisi ekonomi keseluruhan untuk sektor non-manufaktur..

Investor juga mengantisipasi kemungkinan sikap dovish Gubernur The Fed, Jerome Powell, dalam testimonial malam ini.

Powell diperkirakan akan lebih dovish dalam hal prospek pemangkasan suku bunga The Fed dengan mempertimbangkan beberapa data ekonomi yang lebih lemah seperti manufaktur dan tekanan harga yang sudah mulai mereda seperti yang ditunjukkan pada rilis inflasi Indeks Harga Belanja Personal (PCE) pekan lalu.

Lukman memproyeksikan rupiah bergerak di rentang Rp15.700 per dolar AS sampai dengan Rp15.800 per dolar AS.


Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024