Petugas Pos Pengamatan Gunung Guntur PVMBG Aam Mahmud mengatakan bahwa alat EDM yang terpasang paten menggunakan fondasi bangunan beton itu untuk memudahkan pendeteksian aktivitas dan perkembangan fisik Gunung Guntur.
Sebelumnya, kata dia, tiga alat yang sudah terpasang April 2013 itu tidak dipaten. Alat ini dipasang dengan berbentuk "tripod" di tiga tempat di Gunung Guntur.
"Sekarang seperangkat alat itu dibeton di tiga titik lereng Gunung Guntur dengan satu alat pemantau di Pos," kata Aam di kantor Pos Pengamatan Gunung Api, Kampung Cukangkawung, Desa Sirnajaya, Kecamatan Tarogong Kaler.
Sementara itu, penghitungan aktivitas pergerakan Gunung GUntur menggunakan alat EDM itu dilakukan setiap hari pada waktu pagi dan sore.
Hasil pengamatan sementara, kata Aam, belum terlihat perubahan fisik gunung secara horizontal maupun vertikal.
"Dengan alat ini perubahan bentuk dapat diketahui, sementara ini belum menunjukkan perubahan secara signifikan sejak ditetapkan status waspada," katanya.
Sebelumnya, PVMBG menaikkan status Gunung Guntur dari normal menjadi waspada pada tanggal 30 Agustus 2013 karena terjadi peningkatan aktivitas kegempaan gunung.
Berdasarkan penghitungan pengamatan petugas Pos tersebut tingkat kegempaan sejak dinaikkan status menjadi waspada hingga sekarang fluktuatif.
"Sekarang statusnya masih waspada, dan direkomendasikan agar tidak ada aktivitas masyarakat radius 2 kilometer dari puncak gunung," kata Aam.
(KR-FPM/D007)
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013