Kita minta untuk TPIHI dan para pembimbing itu melaksanakan tugasnya dengan baik. Karena ini ibadah, bukan traveling ke Makkah,"
Makkah (ANTARA News) - Para petugas Tim Pelaksana Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) dan para pembimbing ibadah diminta benar-benar memperhatikan ibadah para jemaahnya.
"Kita minta untuk TPIHI dan para pembimbing itu melaksanakan tugasnya dengan baik. Karena ini ibadah, bukan traveling ke Makkah," kata Ketua Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPIH) Slamet Effendy Yusuf di Makkah, Selasa.
Slamet yang baru mengunjungi sektor khusus terkait pelaksanaan ibadah mengaku prihatin mendapat laporan mengenai adanya jemaah haji khusus yang setelah tiba di Masjidil Haram, berusaha untuk mencium Hajar Aswad.
Setelah berhasil melakukannya, ia memilih kembali ke hotel, namun tampak kebingungan ketika bertemu petugas sektor khusus.
Ketika ditanya apakah sudah tawaf dan sai, orang itu mengatakan belum, sehingga petugas menawarkan untuk mengantarnya kembali ke area tawaf, namun ditolak karena sudah puas dengan mencium hajar aswad.
Slamet juga menerima informasi tentang jamaah yang selesai tawaf pulang ke pemondokannya dan berencana Sai keesokan harinya.
"Artinya, dia itu kan belum sai dan belum tahallul sehingga harus tetap mengenakan pakaian ihram. Ini kan rawan, karena lazimnya habis tawaf, langsung sai dan tahallul, sehingga selesai ibadah umrahnya," kata Slamet.
Yang lebih memprihatinkan, katanya, ada informasi mengenai ketua rombongan (karom) yang menganggap cukup ibadah tawaf jamaahnya, meski baru tiga putaran. Untung, tambahnya, hal ini diketahui oleh petugas sektor khusus sehingga ada yang membantu jemaah tersebut melanjutkan tawafnya.
"Fakta ini menunjukkan bahwa ada pembimbing haji yang seperti itu, dan ini harus menjadi perhatian," tegas Slamet.
"Ini perlu jadi perhatian para pembimbing haji. Haji itu ibadah, bukan traveling," tambahnya.(*)
Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013