Nanti kita akan bangun pagar setinggi 60 sentimeter di permukiman perumahan TKBM ini, sehingga mencegah masuknya air laut, sedang air yang diakibatkan curah hujan, cukup kita lakukan pemompaan untuk membuangnya ke tempat yang lebih rendah."
Medan (ANTARA News) - Ratusan korban banjir yang bermukim di Kompleks Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Pelabuhan Belawan Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan, masih mengungsi di posko-posko pengungsian.
"Mereka masih mengungsi di tenda posko yang kita dirikan sambil menunggu air yang menggenangi permukiman mereka surut," kata Camat Medan Labuhan Zein Noval di Medan Selasa.
Ratusan kepala keluarga tersebut terpaksa mengungsi karena kawasan permukiman tempat mereka tinggal tergenang air sejak tiga hari lalu.
Yang terparah adalah hari Selasa (8/19), yang diakibatkan oleh tingginya intensitas hujan dan ditambah lagi dengan adanya air pasang laut.
Lebih lanjut ia mengatakan, demi menghindarkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, pihak kecamatan telah membangun posko-posko pengungsian dan posko kesehatan, atas kerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Medan.
Berdasarkan laporan, warga yang menjadi korban akibat banjir tersebut kini mulai mengalami gatal-gatal dan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).
"Mereka sudah mendapat penanganan oleh pihak Posko Kesehatan yang merupakan bantuan dari Dinas Kesehatan Medan," katanya.
Sementara Pelaksana Tugas Wali Kota Medan Dzulmi Eldin beserta sejumlah pimpinan SKPD jajaran Pemkot Medan menyempatkan diri memasuki lokasi banjir dan meninjau drainase pembuangan air, apalagi daerah itu memang rendah dan berpotensi menjadi tempat pembuangan air dari daerah yang lebih tinggi.
Dari hasil peninjauan tersebut Eldin mengatakan bahwa banjir ini akibat dari curah hujan yang cukup tinggi, selain itu juga ditambah dengan air pasang laut naik yang mengalir ke tempat yang rendah sehingga menggenangi area permukiman penduduk.
"Nanti kita akan bangun pagar setinggi 60 sentimeter di permukiman perumahan TKBM ini, sehingga mencegah masuknya air laut, sedang air yang diakibatkan curah hujan, cukup kita lakukan pemompaan untuk membuangnya ke tempat yang lebih rendah," katanya. (JRD/KWR)
Pewarta: Juraidi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013