Sidoarjo, Jawa Timur (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, pimpinan PT Lapindo Brantas harus tetap bertanggungjawab mengatasi masalah semburan lumpur panas di Kecamatan Porong, Sidoarjo yang terjadi sejak 29 Mei lalu.
"PT Lapindo Brantas harus tetap mengatasi masalah ini," katanya ketika berbicara di depan ribuan pengungsi di Pasar Porong, Sidoarjo, Jumat Sore.
Pada acara itu, Yudhoyono didampingi Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Menteri Perhubungan (Menhub) Hatta Radjasa dan Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah serta Kepala BKPM Muhammad Lutfi.
Sebelum mengadakan dialog dengan para pengungsi, Yudhoyono menyempatkan diri melihat semburan liar lumpur akibat pengeboran gas yang dilakukan PT Lapindo Brantas dari udara.
Kepala negara mengatakan, pemerintah tidak akan tinggal diam untuk mengatasi kasus lumpur ini. Langkah tepat yang akan segera dilakukan pemerintah adalah meninggikan tanggul di lokasi semburan agar tanggul tidak jebol.
Hal itu dikemukakan presiden, menyusul jebolnya tanggul penahan lumpur pada Kamis (10/8) yang mengakibatakn hampir 6.000 jiwa diungsikan.
Presiden menambahkan, pemerintah pusat dan daerah akan berusaha memanfaatkan teknologi canggih agar pengerjaan peninggian tanggul itu dapat segera dilakukan.
"Saya telah mendapat laporan tentang upaya-upaya untuk menghentikan semburan lumpur panas dengan cepat agar tidak membahayakan keselamatan rakyat," katanya.
Yudhoyono yang juga didampingi Menteri Negera LH Rahmat Wioteolar mengemukakan, pemerintah akan mengerahkan para prajurit TNI untuk mengatasi masalah ini.
Pada acara tersebut Persiden memberikan bantuan Rp1 miliar kepada Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.
Sebelum berbicara dengan para pengungsi Kepala Negara mengunjungi dapur umum yang dibuat oleh Detasemen Perbekalan dan Angkutan (Bekang) Kodam V/Brawijaya.
Untuk membantu penanganan korban bencana lumpur panas, Kodam V/Brawijaya mengerahkan 73 personel untuk melayani 8.721 pengungsi para prajurit setiap hari harus memasak ayam 900 kilogram, daging sapi 550 kilogram dan beras lima ton dan air 4.000 liter.
Pada kesempatan itu, Presiden sempat menanyakan menu yang dimasak oleh para prajurit untuk para pengungsi. "Jadi para pengungsi makan ayam, daging dan sayur," kata Yudhoyono.
Para prajurit setiap tiga hari mendapat dana Rp500 juta dari PT Lapoindo untuk konsumsi 8.721 pengungsi. "Para prajurit itu bekerja sejak 16 Juni dan mereka juga dibantu oleh para ibu dan wanita yang terpaksa mengungsi ke pasar baru Porong," ujarnya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006