Jakarta (ANTARA) - Sistem pertanian perkotaan (urban farming) yang memanfaatkan lahan terbatas untuk bertanam mampu membantu masyarakat Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, memenuhi kebutuhan sayur setiap harinya.

“Kegiatan 'urban farming' menjadi salah satu solusi untuk menghijaukan lingkungan sekaligus mewujudkan program ketahanan pangan di Pulau Kelapa,” kata Lurah Pulau Kelapa, Muslim di Jakarta, Selasa.

Warga RW 02 Pulau Kelapa, Indah (45) mengaku untuk memenuhi kebutuhan sayuran di pulau itu cukup sulit dan harus belanja dahulu ke daratan.

Ia mengaku kerap mendapatkan sayur dan buah yang ditanam Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Kepulauan Seribu yang ditanam di area penempatan kapal di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu Utara.

"Buahnya besar dan bagus-bagus. Biasanya saya mendapatkan sayur kangkung, bayam dan lainnya," kata dia.

Baca juga: Pemkab Kepulauan Seribu miliki sentra tanaman perkuat ketahanan pangan
Baca juga: Cabai Katokkon dari Toraja cocok dikembangkan di Kepulauan Seribu

Suku Dinas KPKP Kepulauan Seribu telah memanen 20 kilogram labu air dari lahan kosong di Pulau Kelapa.

Kepala Seksi (Kasi) Ketahanan Pangan Sudin KPKP Kepulauan Seribu, Parsan mengatakan, panen buah labu air ini yang kedua di kebun tersebut. “Panen ini membutuhkan waktu tiga bulan sejak pembibitan,” kata dia.

Ia mengatakan, "urban farming' dilakukan di lahan seluas delapan meter persegi (m2). Lahan ini ditanami berbagai sayuran dan buah, mulai dari kangkung, bayam, pakcoy bahkan terdapat pare, cabai, melon golden dan buah timun suri.

Menurut dia, area kebun "docking" kapal ini juga dimanfaatkan sebagai edukasi kegiatan "urban farming" skala rumahan.

"Kami berharap warga pulau semakin banyak yang sadar untuk menjaga ketahanan pangan dengan kegiatan budidaya tanam secara mandiri," kata dia.
Baca juga: Kepulauan Seribu panen 75 kg cabai dan terong di Pulau Tidung Kecil

Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024