Jakarta (ANTARA News) - Warga rumah susun sederhana milik (rusunami) Kalibata City, Jakarta mengatakan keamanan di apartemen bersubsidi itu menjadi penyebab terjadinya sejumlah insiden dan kriminalitas di kawasan itu terlebih kasus Holly Angela semakin mengemuka.
"Kami berpikir bahwa sistem keamanan di rusunami tempat kami tinggal ini kurang memadai. Mereka baru dibentuk dan tidak ada pelatihan khusus bagi mereka. Maka wajar saja mereka tidak tahu tugasnya sebagai sekuriti," kata pendiri Badan Musyawarah Warga Kalibata City Ronald Rienaldo di kompleks Kalibata City, Jakarta, Selasa.
Dia menyarankan agar Badan Pengelola (BP) Kalibata City untuk memperbaiki sistem keamanan di rusunami itu.
"Saya pernah bertanya dengan kepala sekuriti, katanya para stafnya itu belum dilatih secara khusus untuk menjadi orang yang bertanggunjawab menjamin keamanan warga di sini. Mereka bilang tidak ada dana untuk pelatihan itu," kata dia.
"Bahkan saya sempat bertanya kepada beberapa dari mereka yang tiba-tiba saja direkrut menjadi sekuriti. Sebelumnya mereka adalah tukang ojek dan ditawari menjaga keamanan di sini."
Ronald mengatakan dari setiap tower atau menara rusunami terdapat sedikitnya 980-an unit. Sedangkan petugas keamanan hanya dua orang yang berjaga di lantai dasar.
"Jadi wajar saja lah kalau insiden pembunuhan Holly dan kasus loncatnya Mr X itu terjadi. Masak dua orang petugas keamanan dapat melindungi penghuni dari 980-an unit. Itu tentu tidak sebanding," ujarnya.
Sementara itu, manajemen dari rusunami Kalibata City tidak dapat dikonfirmasi oleh wartawan terkait sistem keamanan di salah satu apartemen bersubsidi terbesar di Jakarta tersebut.
Wartawan tidak diperbolehkan menemui perwakilan dari manajemen rusunami tersebut.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013