London (ANTARA News) - Inggris, Jumat, mengumumkan 19 orang sebagai tersangka dalam rencana pengeboman pesawat tujuan AS dan memerintahkan dibekukannya aset mereka, sehari setelah polisi menggagalkan upaya pembunuhan massal itu. The Bank of England yang bertindak atas instruksi pemerintah telah menerbitkan nama dan alamat dari ke-19 tersangka dengan mengatakan pencairan dana mereka merupakan tindakan ilegal. Daftar itu memberi rincian pertama dari beberapa orang yang diduga terkait dengan komplotan itu. Polisi mengatakan komplotan itu berencana akan melakukan serangan bunuh diri secara besar-besarn dengan menyelundupkan bom kimia yang kelihatan seperti minuman di atas beberapa pesawat. Mereka yang ditangkap itu, menurut laporan Reuters, berusia antara 17 dan 35 tahun dan tinggal di daerah London timur, di High Wycombe dan Birmingham. Polisi saat ini tengah menahan 24 orang menyusul penangkapan hari Kamis setelah melakukan serangkaian razia di daerah itu. Rencana pengeboman beberapa pesawat itu telah menimbulkan kekacauan di bandara-bandara Inggris pada puncak masa liburan sehingga mengakibatkan ratusan penerbangan dibatalkan karena pesawat-pesawat mengenakan tindakan pengamanan lebih ketat. Tindakan pengamanan itu masih berlaku pada hari Jumat. "Rencana itu akan dilakukan untuk pengeboman bunuh diri secara besar-besaran terhadap pesawat-pesawat itu terutama pada waktu bersamaan," kata Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Michael Chertoff sambil menambahkan Al Qaeda mungkin telah terlibat namun terlalu dini untuk bisa menarik kesimpulan. Para pejabat AS mengatakan sebanyak 10 pesawat kemungkinan akan menjadi sasaran rencana pengeboman itu. Pesawat tujuan AS dengan mesin jumbo jet biasanya mengangkut 300 orang penumpang. Hal itu berarti jika pengeboman tersebut terjadi, jumlah korban akan mencapai ribuan. "Kami yakin telah menggagalkan rencana teroris untuk menimbulkan jumlah korban yang tak terhitung beserta kerusakannya," kata wakil komisioner Paul Stephenson dari satuan polisi London. Pakistan mengatakan pihaknya telah berperan dalam menggagalkan komplotan itu dan menangkap sejumlah orang. Seorang pejabat senior mengatakan Pakistan menangkap dua warga Inggris keturunan Pakistan pekan lalu dalam operasi bersama. Menteri Dalam Negeri Inggris John Reid mengatakan polisi yakin semua tersangka utama telah tertangkap namun jaringan televisi AS ABC mengutip para pejabat AS bahwa lima tersangka masih buron. Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengatakan kelima orang itu adalah warga Inggris. Berita tentang adanya komplotan itu telah mempengaruhi pasar uang. Saham-saham perusahaan penerbangan Eropa jatuh. Poundsterling melemah terhadap dolar dan ero. Harga minyak jatuh di bawah 76 dolar per barel karena adanya kekhawatiran ancaman keamanan itu akan memperlambat pertumbuhan ekonomi global dan menurunkan permintaan minyak. Di Inggris, semua tas tangan dilarang dibawa masuk ke pesawat dan penumpang diijinkan memasuki pesawat hanya dengan satu kantong plastik tranparan yang berisi barang-barang dari daftar resmi. Para pejabat dari kedua negara itu juga melarang berbagai jenis cairan dibawa masuk ke pesawat dan para penumpang yang membawa bayi diharuskan mencicipi makanan bayi mereka sebelum naik pesawat.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006