Anda adalah musuh yang terhormat"
Washington (ANTARA News) - Beberapa jam setelah menerima kabar meninggalnya pahlawan Vietnam, Jenderal Vo Nguyen Giap dalam usia 102, senator dan mantan tawanan perang John McCain men-tweet pujian kepada sang jenderal bahwa dia adalah "ahli strategi militer yang brilian."

"Giap adalah ahli logistik, tapi reputasinya lebih dari itu," tambah dia seperti dikutip AFP.

"Kemenangannya dicapai dengan strategi yang sabar yang dia dan Ho Chi Minh yakin akan sukses --satu tekad membaja untuk mengorbankan begitu banyak korban dan hampir total menghancurkan negaranya untuk mengalahkan siapa pun musuh, sekuat apa pun musuh itu."

Kemenangan nyaris mistis Giap terhadap Prancis dalam pengepungan Dien Bien Phu tahun 1954 telah mengakhiri kekuasaan Prancis di Indochina dan mendorong keterlibatan selama dua dekade AS di Vietnam.

Si jenderal kemudian menggunakan taktik serupa untuk mengalahkan Amerika.

"AS tak pernah kalah dalam perang melawan Korea Utara, namun kalah dalam Perang Vietnam. Negara, bukan hanya tentara, yang menang perang," kata McCain. "Giap memahami itu. Kami tidak. Orang Amerika letih melihat yang sekarat dan membunuh."

McCain mendekam di penjara tawanan perang selama lima setengah tahun, disiksa dan dikurung.

Suatu hari, McCain yang adalah putera panglima pasukan AS di Pasifik, dikunjungi Giap di sebuah rumah sakit setelah pesawat tempur yang dipilotinya ditembak jatuh selagi membom Hanoi pada 1967.

"Dia mampir beberapa saat, menatap saya, lalu pergi tanpa sepatah kata pun," tulis McCain.

McCain kembali bertemu Giap pada awal 1990-an dalam perjalanan ke Hanoi sebagai senator yang berusaha menormalisasi hubungan.

"Kami berdua saling menepuk pundak kami, seperti layaknya saudara yang dipersatukan kembali, bukan dua mantan musuh," kata McCain.

Saat itu McCain ingin membicarakan peran historis Giap dalam Perang Vietnam. Si jenderal menjawab singkat, itu tidak perlu karena sudah menjadi masa lalu.

"Kami lalu berdiri, saling jabat tangan, dan ketika saya akan pergi, dia menggenggam tangan saya, lalu pelan berkata 'Anda adalah musuh yang terhormat.'"

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013