Ankara (ANTARA News) - Turki membangun tembok setinggi dua meter di perbatasan dengan Suriah untuk menghentikan pendatang gelap dan mencegah penyelundupan, kata pejabat di Ankara pada Senin.

Pekerja bangunan memulai penggalian untuk fondasi di Nusaybin, kecamatan perbatasan 10 kilometer dari kota Qamishli, Suriah. Di kota tersebut, suku Kurdi, gerilyawan dan beberapa suku Arab sering bentrok.

"Kami tidak menemui persoalan keamanan di Nusaybin sampai saat ini. Namun wilayah tersebut merupakan tempat yang sangat mudah bagi pendatang gelap untuk menyeberang secara ilegal," kata seorang pejabat pemerintah di Ankara yang meminta identitasnya untuk tidak disebutkan.

Tembok tersebut hanya akan dibangun di beberapa tempat di perbatasan yang memanjang sampai 900 kilo meter. Namun kebijakan tersebut dinilai merupakan refleksi kekhawatiran Ankara terhadap meluasnya konflik di bagian utara Suriah.

Seorang pejabat daerah di Nusaybin membenarkan adanya pekerjaan pembangunan tembok. Namun dia tidak memberikan detail mengenai seberapa panjang tembok itu. Saat ini terdapat kabar bahwa di bagian perbatasan lain akan dibangun tembok sepanjang 2,5 kilo meter.

Turki, yang menjadi pelarian bagi seperempat dari total dua juta pengungsi Suriah, adalah salah satu negara yang mengecam keras Presiden Bashar al Assad dan mendukung pemberontak yang hendak menjatuhkan rezim status quo.

Di sisi lain, Turki juga berjanji untuk tetap membuka perbatasan bagi para pengungsi, meskipun dalam waktu-waktu tertentu ditutup karena lokasi bentrokan yang terjadi terlalu dekat dengan perbatasan.

Pengungsi, penyelundup, dan gerilyawan telah berulang kali mampu menyeberangi perbatasan di wilayah terpencil dan membuat Turki harus menghadapi tantangan keamanan yang besar.

Pada bulan lau, gerilyawan dan pemberontak yang berafiliasi dengan Alqaida bentrok dengan suku Kurdi di kota Atma yang berbatasan dengan provinsi Hatay, Turki (beberapa ratus kilo meter sebelah barat Nusaybin).

Turki telah mengirim tentara tambahan di perbatasan Suriah pada beberapa minggu terakhir. Bahkan pasukannya menembak jatuh beberapa helikopter tempur Suriah yang melewati perbatasan, demikian Reuters.
(G005)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013