Beijing (ANTARA News) - Berdasarkan penelitian badan urusan pangan Perserikatan Bangsa Bangsa (FAO), orang-orang di seluruh dunia telah teratur mengonsumsi serangga sebagai bagian dari diet selama berabad-abad.
Penelitian itu juga menyebutkan, serangga juga dapat menjadi alternatif gizi untuk hewan-hewan seperti ayam, daging sapi dan ikan.
Suku asli di Afrika dan Australia misalnya, telah mengkonsumsi semut dan larva kumbang sebagai bagian dari diet mereka. Sedangkan di Thailand, sudah biasa menikmati sajian renyah belalang dan kumbang.
Setidaknya 2 miliar orang di seluruh dunia diperkirakan telah mengkonsumsi serangga secara teratur.
Lebih dari 1.900 spesies serangga tercatat dalam literatur sebagai serangga yang dapat dikonsumsi dan sebagian besar berada di negara-negara tropis.
Ada pun jenis serangga yang umum dapat dikonsumsi adalah kumbang, ulat, lebah, semut, belalang, jangkrik, tonggeret, rayap, capung dan lalat.
Sebagai hewan berdarah dingin, serangga secara efisien mampu mengonversi pakan menjadi protein, selain juga dapat dialiri limbah organik.
Sejak 2003, FAO telah berupaya mempromosikan konsumsi serangga di banyak negara seluruh dunia.
Gao Xiwu, entomolog (ahli serangga) dari Universitas Pertanian China yang mengkhususkan diri pada nilai ekonomi serangga mengatakan, China yang menjadi salah satu negara pengonsumsi serangga terbesar, tidak siap dengan ide konsumsi massal serangga.
Menurut dia, untuk dapat mempromosikan serangga sebagai bahan konsumsi, perlu ada standar keamanan pangan yang jelas dan menyeluruh.
Pewarta: Yakob T Arifin
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013