... Anda mengabaikan orang-orang Hong Kong, 'khan?... "Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Tuan rumah KTT APEC 2013 Indonesia, Senin, pascainsiden "kesopanan" oleh beberapa jurnalis Hong Kong, sebagian dari mereka tetap boleh melakukan tugas jurnalistiknya meliput pertemuan puncak internasional itu.
Insiden "kesopanan" terjadi saat wartawan mewawancarai Presiden Filipina ketika hendak menghadiri Pertemuan Pemimpin Bisnis APEC 2013, Minggu (6/10).
Saat itu, Presiden Filipina, Benigno Aquino III, akan melangkah ke panggung sebagai pembicara pada satu sesi Pertemuan Pemimpin Bisnis APEC 2013. Dari barisan jurnalis, tiba-tiba terdengar suara keras, mengajukan beberapa pertanyaan kepada Aquino III.
Secara protokoler dan tata krama peliputan, hal itu tidak bisa dibenarkan karena tidak dijadualkan terjadi tanya-jawab dengan jurnalis kepada para pemimpin ekonomi APEC itu. Hal itu cukup mengganggu pertemuan puncak pebisnis APEC itu.
Atas kejadian itu, Pejabat Kementerian Komunikasi dan Informatika, Gatot Dewabroto yang bertanggung jawab di pusat media KTT APEC 2013, mengatakan, semua wartawan bebas meliput, namun wartawan Hong Kong yang bertindak berlebihan dan melewati batas kesopanan medapat pengecualian.
"Kami anggap tindakan seperti itu tidak pantas bagi media, karena mereka tidak berbicara dengan normal tetapi mereka sangat demonstratif. Sepertinya mereka memprotes. Wartawan setahu saya juga memiliki etika. Apalagi ini peristiwa internasional yang memerlukan kesopanan juga," kata Dewabroto.
Saat ini sekretariat pusat media KTT APEC 2013 telah menonaktifkan kartu pengenal empat wartawan Hong Kong itu, sehingga tidak bisa lagi mengakses semua arena pelaksanaan KTT APEC 2013 itu.
Atas kejadian itu, Pejabat Kementerian Komunikasi dan Informatika, Gatot Dewabroto yang bertanggung jawab di pusat media KTT APEC 2013, mengatakan, semua wartawan bebas meliput, namun wartawan Hong Kong yang bertindak berlebihan dan melewati batas kesopanan medapat pengecualian.
"Kami anggap tindakan seperti itu tidak pantas bagi media, karena mereka tidak berbicara dengan normal tetapi mereka sangat demonstratif. Sepertinya mereka memprotes. Wartawan setahu saya juga memiliki etika. Apalagi ini peristiwa internasional yang memerlukan kesopanan juga," kata Dewabroto.
Saat ini sekretariat pusat media KTT APEC 2013 telah menonaktifkan kartu pengenal empat wartawan Hong Kong itu, sehingga tidak bisa lagi mengakses semua arena pelaksanaan KTT APEC 2013 itu.
Meskipun demikian mereka bebas untuk tetap berada di Bali.
Sementara itu, tayangan Now televisi Hong Kong memperlihatkan tayangan wartawan berteriak "Anda mengabaikan orang-orang Hong Kong, khan?" dan "Apakah Anda bertemu CY Leung" mereka mencoba mengajukan mikrofon mereka kepada rombongan Aquino.
Aquino tidak menjawab pertanyaan, dan beberapa staf KTT APEC 2013 kemudian turun tangan menegur jurnalis-jurnalis itu.
Media Hong Kong mengatakan, sedikitnya sembilan orang, termasuk wartawan dan teknisi, terkena dampak dari Now TV, dan radio komersil RTHK.
Sham Yee-lan, ketua Asosiasi Wartawan Hong Kong mengatakan pemerintah Aquino "belum memberikan penjelasan yang memuaskan" mengapa delapan warga Hong Kong meninggal dalam penyelamatan polisi dan menambahkan, para wartawan di Bali hanya melaksanakan tugas mereka.
"Membatasi media untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan kritis adalah pelanggaran langsung dari kebebasan pers yang benar-benar tidak dapat diterima," katanya dalam sebuah pernyataan seperti dikutip AFP.
Namun, juru bicara Aquino III, Ricky Carandang, mengatakan, wartawan tersebut melewati batas etis karena mengajukan pertanyaan agresif.
"Perilaku wartawan itu melewati garis dari sekedar pertanyaan mengejek, dan bahkan ditafsirkan oleh aparat keamanan Indonesia sebagai potensi ancaman fisik kepada Presiden Filipina," kata Ricky di Bali.
Sementara itu, tayangan Now televisi Hong Kong memperlihatkan tayangan wartawan berteriak "Anda mengabaikan orang-orang Hong Kong, khan?" dan "Apakah Anda bertemu CY Leung" mereka mencoba mengajukan mikrofon mereka kepada rombongan Aquino.
Aquino tidak menjawab pertanyaan, dan beberapa staf KTT APEC 2013 kemudian turun tangan menegur jurnalis-jurnalis itu.
Media Hong Kong mengatakan, sedikitnya sembilan orang, termasuk wartawan dan teknisi, terkena dampak dari Now TV, dan radio komersil RTHK.
Sham Yee-lan, ketua Asosiasi Wartawan Hong Kong mengatakan pemerintah Aquino "belum memberikan penjelasan yang memuaskan" mengapa delapan warga Hong Kong meninggal dalam penyelamatan polisi dan menambahkan, para wartawan di Bali hanya melaksanakan tugas mereka.
"Membatasi media untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan kritis adalah pelanggaran langsung dari kebebasan pers yang benar-benar tidak dapat diterima," katanya dalam sebuah pernyataan seperti dikutip AFP.
Namun, juru bicara Aquino III, Ricky Carandang, mengatakan, wartawan tersebut melewati batas etis karena mengajukan pertanyaan agresif.
"Perilaku wartawan itu melewati garis dari sekedar pertanyaan mengejek, dan bahkan ditafsirkan oleh aparat keamanan Indonesia sebagai potensi ancaman fisik kepada Presiden Filipina," kata Ricky di Bali.
Pewarta: Benny S Butarbutar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013