Borobudur (ANTARA News) - Sekitar 150 utusan dari berbagai negara berpenduk mayoritas Budha bakal mendapat suguhan sendratari Mahakarya Borobudur di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. "Saat mereka mengikuti 'welcome dinner' di Borobudur Minggu (27/8) malam akan dipentaskan sendratari Mahakarya Borobudur," kata Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, Wagiman Subiarso, di Borobudur, Jumat. Mereka, adalah peserta simposium internasional membahas pengembangan wisata ziarah, antara lain berasal dari Thailand, Kamboja, Myanmar, Laos dan Indonesia. Keterlibatan Indonesia dalam simposium itu, katanya, terutama terkait dengan keberadaan banyaknya peninggalan sejarah agama Budha. Sedangkan simposium itu rencananya berlangsung di Yogyakarta Senin (28/8). Ia menjelaskan sekitar 160 seniman dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta terlibat dalam pentas tersebut. Sendratari Mahakarya Borobudur telah beberapa kali dipentaskan di Candi Borobudur pada malam hari dengan terpaan cahaya lampu puluhan ribu watt dari berbagai sudut candi. "Pentas ini akan menjadi pertunjukan spektakuler, garapan para seniman, ada 160 penari," katanya. Pentas Mahakarya Borobudur, Minggu (27/8) itu, katanya, sebagai jamuan Gubernur Jawa Tengah, Mardiyanto, kepada utusan negara-negara peserta simposium internasional itu. Pentas sendratari juga dibuka untuk penonton umum. Diperkirakan jumlah penonton sekitar 600 orang dengan harga tiket per orang untuk Kelas VIP Rp250 ribu, Kelas I Rp200 ribu dan Kelas II Rp150 ribu. Hingga saat ini telah terjual sekitar 250 tiket. Ia menjelaskan pementasan sendratari Mahakarya Borobudur sebagai bagian upaya menghidupkan pariwisata malam di Candi Borobudur. "Borobudur itu megah dan indah, tetapi sampai sekarang kalau malam sepi, ini harus dimanfaatkan. Mahakarya Borobudur paten kami bekerja sama dengan STSI," katanya didampingi Kepala Unit Taman Wisata Candi Borobudur, Retno Hardiasiwi. Pihaknya telah menyusun agenda pementasan rutin sendaratari itu selama Tahun 2007. Pementasan rutin rencananya digelar setiap bulan purnama dan selama musim kemarau Tahun 2007. "Karena pementasan selalu di panggung terbuka, supaya tidak kehujanan, maka dilakukan saat musim kemarau. Untuk jangka panjang pariwisata Borobudur malam hari diharapkan menjadi hidup dan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, seperti penjual cinderamata, jasa hotel dan parkir," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2006