Jaringan ini berisikan dari berbagai pemangku kepentingan, akademisi, sektor swasta, lembaga swadaya masyarakat guna mendorong solusi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meluncurkan Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation Sustainable Development Solutions Network/ UN SDSN) untuk Indonesia dan hub-regional Asia Tenggara.
Peluncuran tersebut ditandai dengan pemukulan kentongan oleh Presiden dan disaksikan langsung salah satu pimpinan dewan UN SDSN yang juga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Marie Elka Pangestu bersama Direktur UN SDSN Jaffrey Sachs, saat membuka konferensi Internasional Pembangunan Berkelanjutan Tri Hita Karana di Nusa Dua, Bali, Minggu.
Jaringan ini berisikan dari berbagai pemangku kepentingan, akademisi, sektor swasta, lembaga swadaya masyarakat guna mendorong solusi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Jaringan ini diluncurkan oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon pada 9 Agustus 2012.
Menurut Presiden, pembangunan berkelanjutan merupakan keharusan agar dapat menghindari kehancuran bumi. Pembangunan industrialisasi selama ini menimbulkan efek samping bagi lingkungan.
Gas rumah kaca memenuhi udara, perubahan iklim terjadi seiring dengan ketergantungan terhadap penggunaan energi berbasis fosil.
"Model pembangunan seperti ini harus diubah. Kita tidak lagi mengejar pembangunan yang melukai alam dan lingkungan," kata Presiden.
Untuk itu, Presiden menyambut baik UN SDSN sebagai salah satu jaringan yang mempromosikan pembangunan berkelanjutan.
"Saya mendorong anda untuk mengembangkan dan terus melanjutkan jaringan kerja kreatif untuk kerja sama bersama dengan pemerintah, sektor swasta, dan lembaga swadaya masyarakat. Saya percaya, melalui kerja sama yang kreatif seperti ini, kita dapat mengatasi tantangan di masa kini. Dan ini juga memastikan agenda pembangunan tidak menelantarkan seorangpun di belakang," kata Presiden.
Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013