Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan bahwa pemerintah perlu menjaga pasokan beras domestik agar tidak terjadi kenaikan tingkat inflasi yang signifikan selama Ramadan dan Idul Fitri.
“Penting untuk menjaga pasokan beras di Indonesia agar harga beras stabil dan tidak terjadi inflasi yang tajam, apalagi sebentar lagi bulan puasa dan Lebaran,” ujar Esther Sri Astuti saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.
Ia menyatakan bahwa beras merupakan kebutuhan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia sehingga permintaan beras bersifat inelastis.
“Artinya, berapa pun harga beras naik, masyarakat akan beli,” ucap Esther.
Namun, jika kenaikan harga beras dibiarkan, menurutnya hal tersebut akan mendorong kenaikan harga barang lain sehingga tingkat inflasi akan melonjak tajam.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa beras merupakan komoditas penyumbang inflasi pada Februari 2024 dengan andil sebesar 0,21 persen terhadap inflasi bulanan (month-to-month/mtm) serta 0,67 persen terhadap inflasi tahunan (year-on-year/yoy). Inflasi harga beras terjadi di 37 provinsi sepanjang Februari 2024.
BPS juga menyatakan bahwa secara historis, beras menyumbang inflasi sebesar 0,02 persen mtm pada Ramadan tahun lalu yang jatuh pada Maret 2023.
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024