Jakarta (ANTARA News) - Realisasi belanja negara hingga akhir Juli 2006 mencapai 43,65 persen atau Rp282,73 triliun dari pagu anggaran belanja negara di APBN 2006 sebesar Rp647,67 triliun.
Data yang dihimpun dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan Depkeu di Jakarta, Jumat, menyebutkan realisasi belanja negara sebesar Rp282,73 triliun itu terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp165,51 triliun dan belanja daerah sebesar Rp117,22 triliun.
Realisasi belanja pemerintah pusat mencapai 38,71 persen dari pagu APBN 2006 sebesar Rp427,60 triliun, sementara realisasi belanja daerah mencapai 53,26 persen dari pagu APBN 2006 sebesar Rp220,07 triliun.
Realisasi belanja pemerintah pusat terdiri dari belanja pegawai Rp43,31 triliun (pagu APBN Rp79,90 triliun), belanja barang Rp17,08 triliun (Rp55,18 triliun), belanja modal Rp15,73 triliun (Rp62,95 triliun), pembayaran bunga utang Rp45,59 triliun (Rp76,63 triliun), subsidi Rp13,74 triliun (Rp79,51 triliun), bantuan sosial Rp14,66 triliun (Rp36,93 triliun), dan belanja lain-lain Rp15,40 triliun (Rp36,50 triliun).
Sementara realisasi belanja daerah sebesar Rp117,22 triliun terdiri dari dana perimbangan Rp116,56 triliun (pagu APBN 2006 sebesar Rp216,59 triliun) serta dana otonomi khusus dan penyesuaian Rp658,73 miliar (Rp3,48 triliun).
Sebelumnya, pada pekan ketiga Juli 2006, realisasi belanja negara mencapai sekitar 40 persen atau Rp273 triliun dari pagu anggaran belanja di APBN 2006 sebesar RP647,67 triliun.
"Sampai posisi ketiga Juli lalu, realisasi sudah lumayan. Realisasi belanjanya sudah mencapai sekitar 40 persen menjadi Rp273 triliun," kata Dirjen Perbendaharaan Departemen Keuangan, Mulia Nasution.
Menurut Mulia, peningkatan realisasi belanja negara itu menunjukkan adanya kemajuan bahwa sebagian komponen belanja departemen/lembaga berupa belanja modal yang memang harus melalui proses pengadaan, sudah mulai berjalan.
"Diharapkan pada semester II 2006 ini, kondisinya akan jauh lebih baik daripada tahun 2005," kata Mulia.
Sebelumnya per 15 Juni 2006, realisasi belanja negara baru mencapai sekitar 33,2 persen atau sekitar Rp215,67 triliun.
Ketika ditanya mengapa belum mencapai 50 persen padahal saat ini sudah memasuki semester II, Mulia mengatakan, biasanya realisasinya akan semakin meningkat di triwulan III. (*)
Copyright © ANTARA 2006