Antara yang mengunjungi museum, Sabtu, melihat sejumlah maket ditampilkan seperti tiga maket Masjid Nabawi dari bentuk awal, perubahan bentuk saat ada perintah mengubah kiblat, dan bentuk perluasan masjid pada masa Rasulullah.
Maket situasi perang juga ditampilkan seperti Perang Uhud dan Perang Khandaq. Saat ini situasi di bukit Uhud sudah banyak berubah, demikian juga parit yang digali saat Perang Khandaq sudah tidak ada sehingga melihat maket itu bisa membuat pikiran melayan ke masa itu.
Pengunjung juga diajak untuk menyaksikan tayangan film pembangunan Masjid Nabawi pada jaman Rosulullah yang dinarasikan Muhamad Muslim bin Hasan Bisri asal Cirebon, Jawa Barat.
Ia menjelaskan, awalnya di mesjid seluas30 x 35 meter itu hanya sebagian yang diberi atap pelepah kurma yaitu pada seperempat bagian belakang mesjid yang disebut sufa.
Sufa adalah tempat musafir dan anak yatim berteduh. Saat malam hari, biasanya Rasulullah mengajak mereka makan malam bersama di rumahnya yang terletak di sebelah kiri depan masjid.
Pada bulan-16 setelah hijrah, masjid sederhana itu mengubah arah kiblatnya dari Masjidil Aqsha ke Ka,bah di Makkah sehingga ada perubahan pintu dan bagian depan.
Kemudian pada tahun ke-6 Hijriah, bagian depan mesjid diberi atap dari tanah liat dengan tinggi sekitar tiga meter karena untuk mencegah air hujan masuk.
Setahun kemudian, setelah Perang Khaibar, masjid diperluas karena jumlah umat Islam sudah semakin banyak. Masjid diperluas di bagian utara dan barat sehingga ukurannya menjadi 50 x 45 meter.
Di museum juga terdapat sejumlah peralatan penyiaran jaman dulu seperti kamera dan proyektor sehingga ada nama media yang menempel pada kata museum.
Benda lain yang ditampilkan juga maket sejumlah masjid bersejarah, sejumlah batu dari berbagai daerah di Madinah, maket Raudhah dan makam nabi, serta tiruan baju perang saat masa Rasulullah.
Sayangnya masih banyak maket yang tidak tampil mungkin karena keterbatasan areal museum seperti Perang Badar, Gua Hira, dan kondisi pemukiman Madinah sejak awal hijrah sampai meninggalnya Rasulullah.
Ruang museum juga sebagian sudah menjadi toko cenderamata yang menjual video kisah perjuangan Islam, Alquran mini, hiasan dinding, hiasan kaca, dan kurma Madinah.
Jamaah haji Indonesia gelombang dua yang akan berkunjung ke Madinah untuk beribadah shalat arbain, bisa memanfaatkan waktu luang mengunjungi museum yang hanya berjarak 1,5 kilometer sebelah timur Mesjid Nabawi.
Tiket masuk saat musim haji didiskon 50 persen menjadi hanya 5 riyal atau sekitar Rp15.500 per orang.
Pewarta: Budi Santoso
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013