London (ANTARA News) - Polisi Inggris, Kamis menggagalkan apa yang mereka sebut satu komplotan untuk meledakkan pesawat dalam penerbangan antara Inggris dan AS dan menahan lebih dari 15 orang. Kedua negara itu meningkatkan keamanan, yang menyebabkan terjadinya penundaan pemberangkatan di bandara-bandara menyusul terungkapnya komplotan itu, yang menurut satu sumber polisi diperkirakan akan melibatkan sebuah bom "kimia cair". Polisi bekerjasama dengan dinas keamanan M15 sedang mengusut satu komplotan untuk menjatuhkan pesawat dengan ledakan bom saat terbang, yang menimbulkan korban jiwa yang besar," kata Menteri Dalam negeri John Reid. Jurubicara Departemen Keamanan Dalam Negeri AS meningkatkan tingkat ancaman bagi semua pesawat komersial pada tingkat tinggi dan pihak berwenang AS melarang benda-benda cair termasuk minuman dibawa oleh semua pesawat komersial. Dinas keamanan Inggris menaikkan tingkat ancaman di negara itu pada titik "kritis" dari "keras" tertinggi dari lima peringkat yang berarti "satu serangan diperkirakan akan segera terjadi". Badan Otoritas Bandara-Bandara Inggris (BAA) mengatakan pihaknya meminta semua pesawat Eropa menangguhkan penerbangan ke bandara utama Heathrow, London di mana tindakan keamanan baru menyebabkan pembatalan-pembatalan penerbangan. Berita itu muncul di tengah-tengah perang di Lebanon dan PM Inggris Tony Blair berlibur di Karibia. Polisi London mengatakan mereka memperkirakan tujuan kelompok itu adalah pesawat-pesawat dari Inggris dan AS. Saham-saham di perusahaan-perusahaan penerbangan Eropa jatuh setelah berita itu, dengan saham British Airways dibuka dengan hampir 5 persen lebih rendah. Mata uang pound juga anjlok terhadap dolar dan euro. Kantor Blair mengatakan perdana menteri itu telah menjelaskan kepada Presiden AS George W Bush mengenai operasi itu Rabu malam dan telah melakukan kontak tetap dengan Inggris mengenai situasi itu, demikian Reuters.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006