Penyesuaian ekonomi yang sedang berlangsung saat ini membawa risiko penurunan laju pertumbuhan yang lebih besar, dan bisa berlangsung lebih lama,"

Jakarta (ANTARA News) - Bank Dunia dalam laporan perkembangan triwulan terbaru mengingatkan adanya peningkatan risiko terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih terpengaruh kondisi eksternal hingga tahun depan.

"Penyesuaian ekonomi yang sedang berlangsung saat ini membawa risiko penurunan laju pertumbuhan yang lebih besar, dan bisa berlangsung lebih lama," kata Ekonom Utama Bank Dunia Jim Brumby dalam pemaparan di Jakarta, Jumat.

Jim menjelaskan, penurunan laju pertumbuhan yang diperkirakan lebih lama tersebut diakibatkan risiko seperti perkembangan harga komoditas bukan minyak, harga minyak internasional dan situasi pendanaan eksternal.

"Sebagian besar risiko juga bergantung pada perkembangan ekonomi China, permintaan akan investasi dan kualitas tanggapan kebijakan di negara ekonomi berpenghasilan tinggi maupun berkembang, seiring menyusutnya likuiditas global," ujarnya.

Selain itu, ada risiko dalam negeri atas prospek ekonomi yang bersumber dari kenaikan harga yang memengaruhi permintaan dalam negeri, suku bunga tinggi dan dampak negatif harga saham terhadap kegiatan investasi serta kekayaan korporasi.

Kondisi yang menandakan kurangnya pendanaan internasional berbiaya rendah dan permintaan yang kuat terhadap komoditas tersebut, menunjukkan pentingnya keberlanjutan penyesuaian kebijakan ekonomi makro dan upaya untuk meningkatkan daya saing.

Jim memastikan pengaturan kebijakan fiskal dan moneter Indonesia akan terus memainkan peran utama dalam memfasilitasi penyesuaian yang sedang berlangsung untuk meminimalkan risiko-risiko terkait dan menjaga laju pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Ia juga memprediksi prospek pertumbuhan ekonomi dapat membaik, asalkan pemulihan ekonomi global berlangsung lebih cepat dari perkiraan akhir 2014 dan Indonesia dapat memanfaatkan kesempatan menguatnya perdagangan global serta pergerakan investasi.

Bank Dunia dalam laporan tersebut memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 hanya berada pada angka 5,6 persen atau lebih rendah dari perkiraan pemerintah sebesar 5,9 persen.

Proyeksi ini menurun dibandingkan dengan laporan triwulan pada Juli 2013 yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akhir tahun berada pada kisaran 5,9 persen dan naik menjadi 6,2 persen pada 2014.

Kondisi pelemahan tersebut juga menyebabkan proyeksi pertumbuhan pada 2014 diperkirakan hanya mencapai 5,3 persen, karena kondisi pasar modal internasional masih bergejolak meskipun negara berpendapatan tinggi akan mulai pulih.
(S034/Z002)

Pewarta: Satyagraha
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013