Bimtek ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pegawai, terutama di lingkungan Biro Komunikasi.Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melalui Biro Komunikasi menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kompetensi Fotografi di Yogyakarta tujuannya agar kualitas komunikasi publik yang dihasilkan semakin meningkat.
"Bimtek ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pegawai, terutama di lingkungan Biro Komunikasi, terkait teknik-teknik fotografi, sehingga nantinya dapat menghasilkan foto-foto yang sesuai dengan kebutuhan organisasi," ujar Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Sekretaris Utama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Wayan Giri Adnyani, di Yogyakarta, Kamis.
Adapun beberapa tugas dan fungsi Biro Komunikasi berkaitan erat dengan fotografi, seperti dalam pengelolaan media digital dan pelaksanaan produksi konten.
“Sebenarnya, kelas itu ada di dunia nyata dalam keseharian kita, baik yang kita laksanakan untuk bimtek seperti ini maupun di dalam kehidupan kita bersikap, bertindak, dan berinteraksi dengan teman-teman, rekan kerja, dan siapa pun, itu sebenarnya kita juga belajar. Kita menjadi satu tim karena kinerja Kemenparekraf itu adalah kinerja tim bukan individual,” katanya pula.
Salah satu narasumber kegiatan, Dewi Bukit yang merupakan seorang fotografer profesional mengatakan, fotografi berperan sebagai elemen terpenting dalam proses komunikasi karena masyarakat sangat tertarik dengan visual.
Fotografi menjadi media yang mempengaruhi komunikasi dalam kehidupan masyarakat. Dengan adanya fotografi ini, sebuah komunikasi yang efektif dapat terbangun.
“Fotografi memiliki peran khusus untuk membentuk opini publik karena masyarakat lebih mudah memahami gambar atau visual dibandingkan dengan tulisan. Foto juga dapat menjadi media untuk menangkal hoaks. Oleh karena itu, fotografi berperan penting dalam mengungkap sebuah peristiwa,” kata Dewi.
Narasumber selanjutnya, dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Pamungkas Wahyu Setiyanto mengatakan, foto jurnalistik yang sempurna mengandung unsur 5W+1H (What, Who, Where, When, Why, How).
Selain itu, keterangan foto dalam fotografi jurnalisme berperan penting untuk menjadi jembatan dalam menginformasikan ide fotografer kepada pembaca atau penikmat foto, serta untuk mendapatkan keseimbangan antara tulisan dan gambar.
“Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat keterangan foto, yaitu kebiasaan pembaca, kebutuhan informasi, saran dan syarat, jangan sok tahu, dan gambarkan yang terjadi,” katanya lagi.
Baca juga: Menparekraf: Kegiatan berbasis kebudayaan lokal mampu tarik wisatawanBaca juga: Menparekraf siapkan transisi standardisasi usaha pelaku parekraf
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024