Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia melalui Departemen Luar Negeri (Deplu) akan memfasilitasi keberangkatan misi atau bantuan kemanusiaan ke Lebanon. "Pemerintah akan memfasilitasi bantuan kemanusiaan untuk Lebanon namun hanya sampai Suriah," kata Juru Bicara Deplu Desra Percaya kepada wartawan di Jakarta, Kamis. Kesepakatan tersebut merupakan hasil pertemuan antara Menteri Luar Negeri (Menlu) Hassan Wirajuda dengan perwakilan dari sejumlah pihak yang akan berangkat ke Lebanon pekan depan untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan. Namun, lanjut Jubir, walaupun Pemerintah Indonesia memfasilitasi keberangkatan mereka, bukan berarti pemerintah menyarankan. "Posisi pemerintah tetap seperti semula yaitu tidak menyarankan keberangkatan ke Lebanon karena bantuan kemanusiaan dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk," katanya. Fasilitas yang akan disediakan Deplu, menurut Jubir, antara lain berupa surat pengantar untuk memperoleh visa ke Kedubes Suriah dan pengaturan dengan mitranya di Damaskus, Suriah. Sebelumnya Pemerintah Indonesia mengimbau agar setiap WNI yang berniat untuk mengirimkan misi kemanusiaan ke Lebanon untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan Deplu. Menurut Menlu, Pemerintah Indonesia memiliki sejumlah perwakilan di luar negeri termasuk di Lebanon yang aktif mencermati perkembangan terakhir di lapangan. "Perwakilan kita dapat dengan cepat memberikan informasi mengenai daerah-daerah yang aman dan tidak aman, daerah yang masih diblokade ataupun tempat-tempat yang menjadi konsentrasi pengungsi yang masih sangat membutuhkan bantuan medis atau makanan," katanya. Pada kesempatan itu Menlu menerima kunjungan dari sejumlah anggota DPR, dokter spesialis dari Bulan Sabit merah Indonesia (BSMI) dan sejumlah orang dari Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) yang akan berangkat ke Lebanon Senin, 14 Agustus 2006, untuk berkonsultasi. Menurut salah seorang perwakilan dari BSMI dr Agoes Kooshartoro, mereka yang berencana berangkat pekan depan telah mengantongi visa atau ijin tinggal dari Kedubes Lebanon. Tim tersebut akan berada di Lebanon selama lebih kurang 14 hari kecuali para anggota DPR yang karena kesibukan dimungkinkan hanya akan tinggal di Lebanon selama satu pekan. Tim tersebut, kata dia, selain menyalurkan bantuan medis dan makanan juga terdiri dari para dokter spesialis.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006