“Diperlukan komitmen dan kolaborasi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terkait pengendalian kerawanan pangan dengan multi pihak pangan dari hulu hingga hilir secara pentahelix, utamanya dengan aparat daerah,” kata Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas Nyoto Suwignyo dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Nyoto menyampaikan bahwa Bapanas menggelar sosialisasi pelaksanaan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Pengendalian Kerawanan Pangan bersama sejumlah perwakilan pemerintah daerah di Depok, Jawa Barat, sebagai upaya pengendalian pangan.
“Bapanas terus merangkul aparat daerah aplikasikan KIE Pengendalian Kerawanan Pangan guna mendorong kesadaran di masyarakat. Salah satu yang bisa kita lakukan adalah melalui Komunikasi, Informasi, dan Edukasi atau KIE,” ungkap Nyoto.
Baca juga: Bapanas tinjau stok dan penyaluran beras SPHP di gudang Bulog Cirebon
Badan Pangan Nasional, kata Nyoto, gencar melakukan inovasi dan transformasi penyediaan data dan informasi guna menyukseskan pengentasan daerah rentan rawan pangan.
Selain itu, Bapanas juga mendorong pemerintah daerah untuk berkolaborasi bersama dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan status kerawanan pangan di daerahnya masing-masing.
Nyoto menegaskan bahwa peran aparatur daerah sangat penting dalam upaya mengatasi permasalahan kerawanan pangan, sebab mereka merupakan garda terdepan yang menentukan langkah pencegahan dan penanganan kerawanan pangan di hilir.
“Sehingga diperlukan pemahaman kondisi rawan pangan dan KIE yang tepat di tingkat aparat guna mendorong perubahan sosial yang sistemik di masyarakat,” tutur Nyoto.
Baca juga: Bapanas uji petik program Genius 2024 di Blitar dan Tulungagung
Lebih jauh Nyoto menjelaskan bahwa KIE Pengendalian Kerawanan Pangan juga dimaksudkan untuk mencegah timbulnya kerawanan pangan secara mandiri dan berkelanjutan.
“Peningkatan peran serta aparat dan pemangku kebijakan dalam KIE Pengendalian Kerawanan Pangan diharapkan dapat mewujudkan masyarakat yang memiliki resiliensi dalam mengatasi kerawanan pangan.” tambah Nyoto.
Sementara itu, Direktur Pengendalian Kerawanan Pangan Bapanas Sri Nuryanti menambahkan pelaksanaan KIE didahului dengan menentukan lokasi kegiatan.
“Sasaran lokasinya adalah desa atau kelurahan rentan rawan pangan prioritas 1 atau 2 atau 3 berdasarkan hasil analisis FSVA (Food Security and Vulnerability Atlas) kabupaten/kota tahun 2023 sebanyak minimal 2 desa atau kelurahan untuk selanjutnya dilakukan identifikasi kerawanan pangan wilayah,” kata Sri,
Dari hasil identifikasi kerawanan pangan wilayah tersebut, jelas Nuryanti, akan dilakukan penentuan strategi KIE Pengendalian Kerawanan Pangan yang tepat sesuai karakteristik wilayah daerah masing-masing.
“Pada kegiatan ini juga dilakukan simulasi oleh peserta dalam mengidentifikasi kerawanan pangan wilayah serta analisisnya untuk menentukan strategi KIE pengendalian kerawanan pangan yang tepat,” pungkas Nuryanti.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024