Jaringan optical broadband beralih dari kecepatan 100 Mbps yang berbasiskan video menuju kecepatan 1Gbps yang berbasiskan pengalaman. Jaringan ini juga mewujudkan koneksi 10Gbps yang berbasiskan teknologi pintar. Dengan tren ini, Huawei menganjurkan F5.5G all-optical target network agar membangun F5.5G all-optical target network yang mendukung tiga kapabilitas jaringan dan empat arsitektur jaringan. Tiga kapabilitas jaringan ini: 10Gbps ubiquitous access, metro network yang mengurangi latensi menjadi 1ms, backbone network dengan ketersediaan layanan hingga 99,9999%; serta, membangun empat arsitektur jaringan: backbone network memakai 400G, 800G OTN untuk menghubungkan berbagai pusat data, metro network membutuhkan 100G hingga CO, access network memakai 50G PON untuk rumah dan perusahaan, serta menghubungkan jaringan 10Gbps ke ruangan.
Home network: Jumlah pengguna FTTR telah mencapai empat juta. FTTR membantu pihak operator menjual "1 jaringan" dengan FTTR, alih-alih "1 serat optik plus 1 terminal" dengan FTTH. FTTR berkembang dari fungsi koneksi ke aplikasi rumah pintar (FTTR+X), yakni konvergensi jaringan FTTR dan berbagai aplikasi rumah pintar. Pihak operator lalu menjual beberapa aplikasi di atas "1 jaringan". Untuk itu, Huawei meluncurkan produk FTTR+X yang pertama di industri, iFTTR F50. Produk ini meningkatkan kecepatan jaringan dari 2.000 Mbps menjadi 3.000 Mbps. Selain itu, iFTTR F50 memiliki unit penyimpanan data dan komputasi internal yang menyediakan kapasitas penyimpanan data hingga 8 TB, serta fitur intelligent album search. Dengan demikian, iFTTR F50 membantu pihak operator memperluas jangkauan layanan home broadband.
• Optical access network: Kini, jumlah pengguna jaringan gigabita mencapai hampir 200 juta di seluruh dunia. Lebih dari 50 operator juga telah meluncurkan paket layanan komersial 10Gbps. Pesatnya perkembangan layanan gigabita mendorong peningkatan jaringan akses optik dari GPON ke 10G PON, bahkan 50G PON. Solusi Huawei FlexPON+ mempermudah pihak operator beralih dari GPON ke 10G PON dengan biaya optimal. Hal ini mendorong pertumbuhan jumlah pengguna jaringan gigabita. Selain itu, 7-modes-in-1 50G PON dengan fitur symmetric upstream and downstream transmission membuat ODN dapat digunakan kembali hingga 100%. Hasilnya, investasi yang dikeluarkan pihak operator pun terlindungi. MA5800T, OLT pintar yang pertama di industri, mendukung 2Tbps per slot dan intelligent engine, mendukung akses 10Gbps yang hadir di setiap lokasi.
• Metro network: Menurut perkiraan, 85% aplikasi perusahaan akan beralih ke komputasi awan pada 2025. Maka, latensi sangat rendah hingga 1 ms dan skalabilitas layanan jaringan metro yang fleksibel sangat berperan dalam menjamin pengalaman pengguna yang terbaik, serta koneksi cepat ke komputasi awan. Solusi Huawei Alps-WDM menerapkan OTN 100G dan 200G pada komponen edge di metro network. Dengan E2E all-optical switching, transmisi layanan berlangsung dalam hitungan satu-hop, sedangkan akses komputasi awan hingga milidetik. Kinerja ini membantu pihak operator membangun metro network yang simpel dan memiliki pengalaman terbaik.
• Backbone network: Trafik antara pusat data meningkat di atas 50% setiap tahun. Migrasi komputasi awan dalam sistem produksi perusahaan membutuhkan ketersediaan jaringan yang lebih optimal. Maka, solusi 400G dan 800G OTN yang terkemuka dan berkinerja tinggi dari Huawei, optical-electrical hybrid ASON, dan OSN 9800 K36, produk OTN pertama di industri untuk pusat data, menyediakan 1,6T per slot, dan kapasitas single-fiber hingga 100T sehingga meningkatkan ketersediaan jaringan dari 99,999% menjadi 99,9999%.
Kim Jin berkata, "Huawei akan terus menghadirkan inovasi berdasarkan F5.5G all-optical target network. Dengan demikian, pihak operator dapat menangkap peluang pasar jaringan gigabita dan mempercepat penggunaan komersial F5.5G, serta menyambut perkembangan pesat pasar."
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2024