Jayapura (ANTARA) - Balai Bahasa Papua menyatakan tiga bahasa lokal di Kota Jayapura yang diprediksi akan terancam punah yaitu bahasa Tobati, Skouw dan Nafri.

Prediksi itu berdasarkan hasil penelitian yang mengungkapkan makin berkurangnya jumlah penutur ketiga bahasa, kata Widyabasa Madya Antonius Maturbongs kepada Antara, di Jayapura, Kamis.

Dari hasil penelitian yang dilakukan Balai Bahasa terungkap penutur ketiga bahasa makin berkurang sehingga dikhawatirkan akan segera punah.

Karena itulah pihaknya berharap agar segera ada regulasi, agar ketiga bahasa daerah itu diajarkan di sekolah-sekolah yang dimulai dari PAUD dan sekolah dasar (SD).

Baca juga: 130 SD di Kabupaten Jayawijaya jadikan bahasa Dani muatan lokal

Baca juga: Melestarikan bahasa lokal yang terancam punah di Papua

Apalagi Balai Bahasa sudah bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Jayapura menyusun buku pegangan terkait bahasa lokal, misalnya Tobati, agar dapat membantu guru saat mengajar.

Walaupun demikian pihaknya berharap bila nantinya pelajaran bahasa daerah diajarkan maka para penutur yang memang benar-benar menguasai bahasa tersebut dilibatkan sebagai tenaga pengajar mengingat merekalah yang lebih memahami bahasa dan cara penulisannya, kata Anton Maturbongs.

Sementara itu Kepala SD Negeri Kotaraja Dorce Elsye Mano siap menerapkan pembelajaran bahasa lokal di sekolahnya.

Pada prinsipnya sekolah siap menerapkan pemberlakuan pembelajaran bahasa lokal, namun harus ada regulasi yang jelas agar dapat menjadi pegangan.

"Dengan diberlakukannya pelajaran bahasa lokal diharapkan jumlah penutur makin banyak sehingga terhindar dari kepunahan," kata Elsye Mano yang mengaku walaupun berasal dari Tobati, namun tidak fasih dalam berbahasa.*

Baca juga: Jayapura bentuk sekolah kampung lestarikan bahasa lokal

Baca juga: Balai bahasa: Empat bahasa lokal di Tanah Papua punah

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024